TAKENGON – Suhu politik di Aceh sungguh memanas. Bukan hanya soal masih adanya teror dan aksi anarkis yang dialami para anggota tim sukses, Komisi Pemilihan Independen (KIP) sendiri disinyalir menjadi pemicu meningginya tensi politik di Bumi Serambi Mekah ini.
Di Aceh Tengah, polemik perubahan jadwal kampanye masih terus berlanjut dan menuai protes serta mendapat kecaman keras dari 10 kandidat dan Tim Sukses (Timses) dari total 11 kandidat Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah.
Bukan hanya itu, sejumlah kandidat merasa terzalimi dan menilai oknum Komisi Pemilihan Independen (KIP) setempat kurang independen dalam menjalankan tugas. Bahkan, demi menghindari kecurangan, para kandidat yang protes menuntut agar Ketua Pokja Kampanye, Drs. Hasbullah AR, melepaskan jabatannya alias dipecat.
Tuntutan ini disampaikan para kandidat saat “menyerbu” KIP Aceh Tengah, Rabu (28/3). Sejumlah kandidat sempat mengancam, bila Hasbullah tidak segera diberhentikan, bisa saja bersangkutan ‘tidak selamat’ atau dirinya dapat terancam.
Para kandidat ini juga mengindikasikan banyaknya kecurangan telah terjadi di tubuh KIP dan semua bermuara pada Hasbullah yang dalam hal ini dituding merupakan “titipan” salah seorang kandidat.
“Ketua Pokja Kampanye licik dan titipan salah seorang kandidat,” kata salah seorang kandidat diruang kerja Ketua KIP, dan tampak beberapa kandidat mengangguk-angguk mendengar ucapan itu.
Tak pelak, kecaman para kandidat yang disampaikan langsung di hadapan Ketua KIP setempat, Hj. Hamidah, SH, MH, sempat menciptakan suasana tegang karena desakkan itu bernada ancaman.
Protes ini juga merupakan rentetan dari sejumlah kekeliruan yang terjadi dilapangan saat sejumlah kandidat akan melakukan kampanye. Betapa tidak! Baru-baru ini salah seorang kandidat diusir oleh pemuda setempat disalah satu kampung di Aceh Tengah saat akan melakukan kampanye.
Pada saat itu pemuda setempat mengatakan arena kampanye itu harus disewa. Padahal lokasi itu telah ditetapkan oleh Muspika dan Muspida serta KIP setempat untuk dijadikan “lahan orasi.”
Yang sedikit unik, ada kandidat ditempatkan lokasi kempanyenya didekat kuburan. Alhasil, kampanye-pun akhirnya batal terlaksana. Inilah salah satu penyebab para kandidat meradang dan menyerbut Kantor KIP Langsa.
Sedangkan Hamidah, Ketua KIP Aceh Tengah, mengakui dengan kelemahan salah seorang di tubuh KIP merupakan bagian tanggung jawab KIP setempat. “Hasbullah telah bersumpah dihadapan saya bahwa ia tidak ada kepentingan apapun merubah jadwal kampanye ini,” kata Hamidah dihadapan para kandidat. Namun, kata Hamidah, menurut pengakuan Hasbullah, ia melakukan perubahan jadwal itu memiliki landasan hukum atau peraturan yang telah ada.
Sementara, secara terpisah Ketua Pokja Kampanye, Drs. Hasbullah AR, membantah bahwa ia “mengapit” alias memihak salah seorang kandidat, “Saya melakukan perubahan jadwal itu memiliki dasar aturan sesuai dengan Peraturan KIP Tahun 2002 Pasal 32,” papar Hasbullah
Dia juga juga mengatakan sebelumnya salah seroang kandidat meminta permohonan kepadanya agar jadwal kampayenya diganti karena “bentrok” dengan jadwal serah terima jabatannya sebagai Bupati Aceh Tengah. (yus/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MK Diminta Batalkan Kemenangan NERO
Redaktur : Tim Redaksi