jpnn.com - JAKARTA - Teknologi bisa meningkatkan kualitas pelayanan publik. Salah satunya, dengan mengintegrasikan data kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) dengan kartu indonesia sehat (KIS), kartu indonesia pintar (KIP), dan kartu keluarga sejahtera. Dengan integrasi tersebut, bahkan tanpa membawa kartu-kartu itu, warga tetap bisa dilayani.
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dirjendukcapil) Irman dalam diskusi nasional di kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi bertema inovasi TIK untuk pelayanan public berbasis elektronik kemarin (12/11).
BACA JUGA: Agung: Jajaran DPP Golkar Sudah Tidak Netral
"Bahkan, kalau diintegrasikan dengan e-KTP, penggunaan ketiga kartu bisa jauh lebih mudah," ujarnya.
Mekanismenya, e-KTP memiliki data base yang bisa diakses secara online. Sehingga, warga yang memiliki hak mendapat pelayanan ketiga kartu itu dapat teridentifikasi, walau tidak membawa kartu-kartunya. "Caranya, dengan mengecek sidik jari warga itu di finger print," jelasnya.
BACA JUGA: Tak Butuh Lama, Jokowi Raih Kesempatan Bertemu Sekjen PBB
Kemudahan mengecek dengan itu akan sangat berguna untuk kondisi yang tidak terelakkan. Misalnya, ada warga yang kecelakaan dan tidak membawa identittas atau identitasnya hilang, dengan mengecek sidik jarinya bisa diketahui identitasnya.
"Dengan diketahui identitasnya, maka secara otomatis juga diketahui apakah warga ini mendapatkan layanan KIS," terangnya.
BACA JUGA: Kementerian Keuangan Lelang 4 Jabatan Eselon I, Ini Syaratnya
Kalau diketahui warga itu memiliki KIS, maka pihak rumah sakit tidak perlu khawatir dalam menangani pasien. Sebab, semua pelayanan kesehatan itu akan dibayar negara.
"Kami bahkan sudah mencoba metode tersebut untuk mengecek jenasah tanpa identitas dan berhasil diketahui identitasnya," tuturnya.
Soal akurasi data tersebut, lanjut dia, data base e-KTP selama ini telah digunakan oleh 45 lembaga perbankan.
Di antaranya, BCA, BRI, dan Mandiri. Selama ini tidak ada bank yang complain soal akurasinya. "Untuk masalah sensitive dalam bidang keuangan saja bisa, tentu terintegrasi dengan ketiga kartu juga aman," jelasnya.
Sementara Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menjelaskan, memang saat ini kemendagri sedang fokus untuk bisa mengintegrasikan e-KTP dengan ketiga kartu tersebut. Sehingga, pelayanan terhadap masyarakat bisa lebih mudah. "Dalam waktu dekat, kami usahakan terintegrasi," jelasnya.
Untuk itu lanjut dia, kemendagri akan bekerjasama dengan kementerian lain, sehingga integrasinya benar-benar siap. Dia mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan sejumlah kementerian dan responnya sangat baik. "Semoga bisa terlaksana," paparnya.
Bagian lain, Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan, integrasi e-KTP dengan tiga kartu ini bahkan bisa lebih menyederhanakan system kartu-kartu tersebut. Sebab, posisi ketiga kartu ini bisa digantikan dengan hanya satu kartu, yakni e-KTP. "E-KTP yang menjadi sentralnya," terangnya.
Hanya saja, masalahnya ada pada broadband atau jalur transmisi datanya. Kalau tahun depan broadbandnya telah siap, tentu bisa diaplikasikan. "Integrasi data ini perlu jalur data yang mencukupi," paparnya. (idr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenkes Pamer Simulasi Ebola di Soekarno-Hatta
Redaktur : Tim Redaksi