jpnn.com - JAKARTA - Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombespol Krishna Murti menjelaskan, Kusmayadi bin Dulgani alias Agus, 31, nekat memutilasi janda beranak dua Nur Atikah, 33, karena pelaku terus didesak untuk menikahinya.
Apalagi saat itu, korban sedang hamil 7 bulan setelah digauli Agus berkali-kali.
BACA JUGA: Putri Korban Mutilasi Sering Mengigau, Tanya Kapan Ibu Pulang
Bahkan ketika usia kandungan Nuri baru masuk bulan kedua, Agus langsung mendesak Nuri agar segera menggugurkannya. Namun Nuri kontan menolak mentah-mentah permintaan tidak berperikemanusiaan itu.
”Pelaku dan korban mulai saling mengenal pada Juli 2015 di Rumah Makan Padang Gumarang di Tangerang. Saat itu korban karyawati bagian kasir, sedangkan pelaku kepala rumah makan,” kata Krishna, mantan Kapolsek Cilincing itu, di Mapolda Metro Jaya, kemarin.
BACA JUGA: 5 Fakta Kasus Mutilasi Janda Beranak Dua
Mereka, lanjut Krishna, lalu berpacaran. Saat itu pelaku selalu mengaku sebagai bujangan. Makanya korban yang mengaku sebagai janda akhirnya mau dipacari pelaku.
Setelah berpacaran kemudian pacarnya hamil dan pelaku meminta supaya kandungan pacarnya itu digugurkannya. ”Tapi pacarnya menolak,” tutur Krishna.
BACA JUGA: Ngeri, Kronologi Bocah TK yang Dicabuli Tukang Gorengan
Sementara itu, Agus mengaku saat berpacaran dengan Nuri lantas keduanya bersepakat tinggal satu atap alias kumpul kebo dengan menyewa sebuah rumah kontrakan di dekat Pasar Cikupa Tangerang.
Kebetulan Nuri yang sudah keluar dari RM Gumarang kini bekerja di sebuah restoran cepat saji di Pasar Cikupa, tak jauh dari rumahn kontrakan mereka berdua.
Namun Percekcokan diantara keduanya mulai kerap muncul saat Nuri tahu kalau Agus sebenarnya sudah mempunyai isteri dan anak yang tinggal di Bogor.
Setelah kumpul kebo beberapa bulan, Nuri yang terlambat datang bulan memeriksakan kandungannya ke seorang bidan di dekat Pasar Kemis Tangerang.
Hasilnya positif, Nuri sedang mengandung janin berusia dua bulan. Agus yang meminta Nuri menggugurkan kandungan kontan ditolak mentah-mentah.
Percekcokan diantara keduanya semakin sering terjadi. Apalagi menurut Agus, pacarnya itu sering marah-marah hanya karena masalah sepele, seperti uang belanja yang sangat sedikit.
Pertengkaran memuncak lantaran Nuri semakin sering mendesak Agus agar segera menikahinya, dia tak mau bayinya yang lahir nanti berpredikat sebagai anak haram.
Nuri, masih kata Agus juga, mendesaknya agar segera melamar dirinya kepada orang tuanya di Desa Malimping, Kabupaten Lebak, Banten. (ind/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SEDIH, Ibu Ini Curhat Anaknya Sering Dicabuli Tukang Gorengan
Redaktur : Tim Redaksi