jpnn.com, LOMBOK TIMUR - Bupati Lombok Timur (Lotim) Sukiman Azmy sembuh dari Covid-19.
Kepada Lombok Post, Sukiman pun berbagi cerita, pengalamannya selama kurang dari 28 hari dinyatakan sembuh dari Covid-19.
BACA JUGA: Ketua Satgas Minta Masyarakat Tak Sepelekan Covid-19, Ini Nyata, Bukan Rekayasa
Purnawirawan TNI itu mulai merasakan gejala Covid-19 pada 17 September.
Hari itu, ada beberapa tugas sebagai pimpinan daerah yang ia lakukan.
BACA JUGA: Pesan Pak Doni: Abai Protokol Kesehatan Bakal Dimintai Tanggung Jawab di Akhirat
Mulai dari menghadiri acara musyawarah Darma Wanita di auditorium Kantor Bupati Lotim. Menghadiri rapat OPD, dan menandatangani beberapa berkas.
“Kamis sampai Senin, saya merasakan pusing, mual, dan selera makan sangat menurun,” kata Sukiman.
BACA JUGA: Begini Cara Ibu Penyintas Covid-19 Didik Anak agar Disiplin Protokol Kesehatan
Pada hari itu ia menjalani uji usap dan mengetahui jika dirinya positif terinfeksi Covid-19.
Saat itu, gejala yang ia rasakan belum sampai menyerang pernapasan.
Hingga pada Kamis 24 September, ia dibawa ke RSUD dr Raden Soedjono Selong.
Dari pengalaman sampai mendapat perawatan di rumah sakit, Sukiman menerangkan, isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 ternyata hanya sekadar teori.
Sukiman mengatakan, sebaiknya, pasien Covid-19 segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
Ia menegaskan hal itu karena setelah berada di RSUD Selong, pernapasannya sudah mulai terganggu.
“Rasanya sudah sulit sekali bernapas,” katanya.
Melihat kondisi Sukiman saat itu, dengan alasan untuk mendapat perawatan medis yang lebih baik, pihak RSUD Selong berencana merujuk Pak Bupati ke RSUD Provinsi NTB.
Namun, Sukiman menolak tawaran rujukan itu.
Menurutnya, mendapat perawatan di tempat lain akan membuat merasa asing.
Sementara dirawat di rumah sakit dengan teman sejawat sendiri akan membuatnya merasa lebih nyaman.
“Di batin saya menolak. Rumah sakit provinsi itu tipe B. Rumah sakit kami juga tipe B,” katanya.
Senada dengan keyakinan atas perawatan terbaik yang bisa diberikan oleh rumah sakit di daerah yang dipimpinnya, semangat untuk sembuh pun meningkat kuat.
Di luar dukungan juga doa dari keluarga, kerabat, dan masyarakat, motivasi terbesar dalam dirinya untuk sembuh juga datang dari ingatan akan janji-janji politiknya pada masyarakat.
Sukiman mengatakan, begitu banyak janji, program, dan juga harapan yang belum tercapai di dua tahun kepemimpinannya.
“Saya harus tetap semangat dan yakin bisa sembuh karena masih banyak yang harus saya lakukan untuk daerah ini,” kata dia.
Ia mengatakan, perjalanan ke luar daerah terakhir yang ia lakukan adalah ke Bali.
Saat itu ia terbang ke Pulau Dewata untuk meninjau bentuk jembatan yang telah ia janjikan kepada warga Gili Re dan Gili Belek di Kecamatan Jerowaru.
Namun, siapa sangka, sepulang dari sana, ia harus terbaring lemas merasakan sesak akibat Covid-19.
Kemungkinan lain terpaparnya Sukiman juga bisa jadi dari transmisi lokal.
Karena dari tingginya mobilitas yang ia dilakukan di bulan September.
Mulai dari pembahasan APBD perubahan 2020 di DPRD Lotim sampai dengan kegiatan keliling ke 21 kecamatan untuk meninjau proses pelaksanaan bantuan sosial. “Itu pun belum semua kecamatan dapat saya kunjungi,” ujarnya.
Sukiman sangat menyadari dirinya yang termasuk dalam kelompok rentan terpapar Covid-19.
Ia menyebut beberapa pimpinan daerah di luar NTB yang meninggal akibat Covid-19.
Rata-rata usia mereka berada di bawah usianya. Ia yang saat ini berusia 64 tahun tentu mengetahui risiko kematian yang sangat besar bisa terjadi padanya.
Namun, justru kesadaran itu memacunya untuk berupaya sekuat tenaga mencapai kesembuhan seperti saat ini.
Upaya tersebut terlihat dari berbagai pengobatan yang ia lakukan selama dalam proses penyembuhan di RSUD Selong.
Direktur RSUD dr Raden Soedjono Selong dr Tantowi Jauhari mengatakan, ada 12 macam obat kimia yang harus dikonsumsi Bupati setiap hari.
Selain itu, Sukiman juga sempat menjalani transfusi plasma darah untuk meningkatkan antibodinya yang saat itu sudah sangat lemah.
“Setelah melakukan tranfusi plasma, antibodi Pak Bupati meningkat empat kali lipat dari sebelumnya,” kata Tantowi.
Tak hanya kimia, Bupati juga mengatakan obat herbal yang ia minum.
Mulai dari meminum jeruk lemon, sampai dengan terapi minyak kayu putih yang dibaluri di sekujur tubuhnya.
Jika melihat siklus perawatan pasien Covid-19, kata Tantowi, Bupati sembuh lebih cepat empat hari dari total proses pengobatan pasien Covid-19 pada umumnya yang berjumlah 28 hari.
Sebagai pimpinan daerah pertama yang terpapar Covid-19 di NTB, Sukiman kembali meminta kepada masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Di tengah ucapan syukur dan terima kasih kepada semua pihak atas kesembuhannya, Sukiman berharap dialah orang terakhir di Lotim yang terpapar Covid-19. (*/fatih kudus jaelani)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Adek