Ketua Satgas Minta Masyarakat Tak Sepelekan Covid-19, Ini Nyata, Bukan Rekayasa

Jumat, 09 Oktober 2020 – 21:45 WIB
Petugas medis melakukan tes usap terhadap warga. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta masyarakat untuk tidak menyepelekan Covid-19.

Pasalnya, virus itu sangat membahayakan bagi kesehatan dan belum ada obatnya.

BACA JUGA: Doni Monardo Ajak Masyarakat Menghargai Pengorbanan Tenaga Medis

"Jadi, jangan anggap enteng Covid-19. Sekali lagi, jangan anggap enteng Covid-19. Belum ada satu pun ahli di dunia ini yang betul-betul bisa menjabarkan dan menjelaskan Covid-19 secara detail seperti penyakit-penyakit yang lain,” ujar Doni dalam konferensi pers virtual, Jumat (9/10).

Doni menerangkan, virus corona mengancam nyawa 24 jam dalam sehari.

BACA JUGA: Satgas Ingatkan soal Dasar Hukum dalam Pengadaan Vaksin dan Vaksinasi Covid-19

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Sebut Penurunan Kasus Corona Tergantung Kedisiplinan Bersama

Untuk itu, setiap orang harus tetap waspada dan disiplin melakukan protokol kesehatan untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19.

"Virus ini nyata, bukanlah rekayasa, Covid-19 ini bukanlah konspirasi. Korban jiwa di tingkat global telah mencapai lebih dari satu juta orang dan yang terpapar Covid-19 lebih dari 35 juta orang, di Tanah Air kita pun angkanya sangat besar sudah lebih dari 300 ribu orang yang terpapar Covid-19 dan yang wafat yang meninggal sudah lebih dari 11.000 orang,” kata Doni.

Dia menambahkan, untuk mencegah dan mengendalikan Covid-19, masyarakat mesti disiplin dan patuh terhadap protokol kesehatan.

Doni pun mengajak seluruh komponen masyarakat tetap patuh dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan karena obat Covid-19 masih belum ada dan vaksin masih dalam proses.

"Sampai saat ini obat belum ada, vaksin masih dalam proses, disiplin adalah kunci utama untuk bisa selamat,” kata Doni.

Dia juga menerangkan, disiplin saja belum tentu bisa menyelamatkan dari paparan Covid-19. 

“Pasalnya, Covid-19 ini menyerang kita selama 24 jam tanpa henti. Lalai sedikit saja bisa terpapar," tandas pria kelahiran Cimahi berusia 57 tahun itu. (cuy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler