Kisah Di Balik Kebangkitan Perinus Sorong

Sabtu, 06 September 2014 – 15:20 WIB
Kepala Kantor Cabang PT Perinus, Sorong, Srinona Kadarisman. Foto Yessy Artada/JPNN.com

jpnn.com - PT Perikanan Nusantara (Perinus) cabang Sorong, Papua Barat saat ini terus menunjukkan perubahan, setelah sejak tahun 1999 'tak bernyawa' lantaran mengalami kebangkrutan. BUMN yang bergerak di bidang budidaya serta pengolahan ikan ini mulai kembali bisa bernapas pada tahun 2013.

==========

BACA JUGA: Enam Bulan Petugas Berteman Nyamuk Malaria

Yessy Artada, Sorong

==========

BACA JUGA: Lepas Jilbab, Berdandan Klimis, Ngaku Punya Teman Dekat

Keberhasilan ini tak dapat dipungkiri sangat menakjubkan, pasalnya warga di Sorong sudah berasumsi Perinus tak mungkin bisa 'bernyawa' lagi. Kepala Kantor Cabang PT Perinus, Srinona Kadarisman menjelaskan awal mula keterpurukan BUMN perikanan ini terjadi sejak adanya kerusuhan di Ambon, yang akhirnya berdampak pada matinya cabang-cabang industri perikanan di wilayah Indonesia Timur.

Beban membayar upah hingga biaya operasional, menjadi faktor utama kantor cabang di Ambon dan Sorong mati sejak tahun 1999. Saat itu pula, tak ada satu aktifitaspun di Perinus cabang Sorong. Bahkan beberapa kantor terlihat usang dan tak terawat lantaran tak tersentuh oleh aktivitas manusia.

BACA JUGA: Sudah Koleksi 200 Bilah, Bercita-cita Dirikan Museum

Namun, saat ini ruangan pengolahan ikan di cabang Sorong sudah sangat bersih dan terawat, termasuk perkantoran di Perinus.

"Akhirnya tahun 1999 perikanan di wilayah Indonesia Timur mati total, karena tidak kuat membayarkan gaji dan produksi kantor cabang lain. Kehadiran saya di Sorong ini salah satunya untuk menghidupkan kembali kegiatan perikanan," ujar Sri saat ditemui di kantornya.

Bangkitnya Perinus cabang Sorong dikatakan Sri tak lepas dari peran Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, yang memberikan semangat dan kepercayaan penuh untuk menghidupkan kembali Perinus. Mantan Dirut PLN itu tahun lalu memang menyambangi Perinus cabang Sorong untuk melihat langsung kondisi di sana.

"Sejak adanya program yang dicanangkan oleh Pak Dahlan pada 27 September 2013, soal rencana pembangunan industri perikanan terpadu di Sorong, Papua. Dia (Perinus) tiba-tiba seperti bayi yang bisa merangkak. Beliau datang ke sini melihat kondisi kami seperti apa tahun lalu," serunya.

Di tahun itu pula, perseroan langsung menorehkan perubahan yang luar biasa. Bahkan Perinus sudah bisa mengekspor ikan ke Asia, seperti Thailand dan Singapura. Begitu pula dengan pendapatan yang langsung melejit dari target. Perinus juga bekerjasama dengan nelayan setempat agar mereka juga mempunyai penghasilan.

"Tahun itu juga (2013) kita bisa lampaui target laba Rp 2,9 miliar, kita bisa capai Rp 3,1 miliar karena adanya pengembangan industri perikanan terpadu. Kita juga bisa mengekspor ikan di atas target, 400 ton dalam kondisi baru merangkak," tutur wanita berambut panjang ini.

Atas pencapaian tersebut, Perinus berterimakasih pada Dahlan karena telah memberikan semangat yang luar biasa. Ke depan, pihaknya berharap bisa menambah kapal lagi agar bisa menampung ikan lebih banyak lagi saat musim panen tiba. Sebab saat ini Perinus cabang Sorong hanya memiliki dua kapal tampung.

"Kami sangat bersyukur dengan pak Menteri BUMN sudah berupaya untuk menghidupkan lagi Perinus. Sekarang kita akan jadi bapak induk untuk mensejahterakan nelayan di sini. Diharapkan ke depan ada tambahan kapal untuk menampung ikan lebih banyak lagi," harap wanita yang sudah dua tahun bertugas di Perinus cabang Sorong ini. (chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Dia Kembar Cantik yang Selalu Bersaing


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler