jpnn.com, JAKARTA - Ernawati, sebelumnya tak pernah terbayang kredit modal kerja dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah menunjang kesejahteraan hidupnya kini.
Pelaku UMKM asal Kalimantan Tengah itu bahkan ikut memberdayakan beberapa perempuan di sekitar lingkungannya untuk mandiri dan menambah pemasukan keluarga.
BACA JUGA: BRI Berbagi Kasih di Hari Natal & Tahun Baru 2022 lewat Penyaluran Donasi Sembako
“BRI, mereka membantu sekali, mereka sudah percaya sama saya. Ketika saya butuh bantuan modal BRI cepat prosesnya,” ujar Ernawati.
Pengusaha perempuan berusia 40 tahun itu sukses mengembangkan bisnis kain dan perlengkapan jahit.
BACA JUGA: Bisnis BRIAPI Tumbuh Triple Digit, BRI Apresiasi Mitra & Tenaga Pemasar
Usaha Ernawati bernama Cahaya Sablon yang beralamat di Jalan Seth Adjie No. 10B, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Dia bercerita awalnya mengenal BRI sejak orang tuanya merintis usaha. Dia kerap menemani sang ayah untuk mencairkan kredit modal usaha di BRI. Hal ini pun membuat Ernawati belajar banyak hal terkait pengajuan kredit modal usaha.
BACA JUGA: Sambut Peningkatan Alokasi KUR 2022, BRI Optimistis Perekonomian Makin Baik
Pada 2012, Ernawati pun mulai mengajukan pembiayaan usaha ke BRI.
Dia mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 400 juta, yang Rp 125 juta digunakan untuk membuka usaha payetnya sendiri. Kemudian sisanya digunakan untuk kebutuhan kain dan perlengkapan jahit, serta kebutuhan toko lainnya.
"Dari usaha payet inilah, kini telah mampu memberdayakan hingga enam orang ibu-ibu rumah tangga di sekitar lingkungan," kata dia.
Ernawati pun menjadi sosok motivator bagi para kaum wanita sekitar untuk mandiri dan menambah pendapatan rumah tangganya.
Dia mampu merekrut dan mempekerjakan kaum perempuan di lingkungannya untuk terlibat dalam usaha yang digeluti.
Dia memberi upah kepada pekerjanya senilai Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu per-hari sesuai payet yang dihasilkan.
Dengan usaha yang terus berkembang, Ernawati kini telah memiliki cabang dengan aset tiga unit toko.
"Semua toko yang dimilikinya berkat pembiayaan BRI. Dari tiga toko itu, satu unit telah lunas dan dua toko masih berjalan pembayarannya di BRI Palangka Raya," bebernya.
Ernawati mengungkapkan usahanya ini mencetak omzet hingga Rp 12,5 juta per hari per toko. Bahkan dalam keadaan sepi pun, Cahaya Sablon masih mampu menghasilkan omzet Rp 7 juta hingga Rp 8 juta.
Tekun dan Adaptif
Lebih lanjut, Ernawati berpendapat pengusaha harus pantang menyerah. Terlebih pada periode sulit pandemi ini, usahanya ikut terdampak.
Omzet usaha sempat anjlok hingga 74 persen. Namun demikian, dia masih berupaya untuk memperbaiki kondisi usahanya. Dia bahkan mengupayakan kondisi terbaik bagi para pekerja yang tidak mendapat penghasilan lagi.
Ernawati pun menyampaikan pengusaha pun harus adaptif dalam kondisi tersulit. Cahaya Sablon pun kini beralih berjualan masker, dan jenis-jenis herbal untuk tambah-tambah penghasilan.
“Alhamdulillah dari bahan-bahan di toko dipayet sendiri. Jadi saya memanfaatkan bahan-bahan brukat kita payet sendiri biar mereka tetap ada pendapatan,” ungkap Ernawati. (jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia