jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI optimistis perekonomian nasional akan lebih baik pada 2021.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menilai Indonesia saat ini berada pada momentum yang tepat untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, salah satunya dengan pembiayaan UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
BACA JUGA: BRI Sahabat Disablitas Dorong Penyandang Disabilitas Terus Berkarya
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI telah mengumumkan kebijakan pelaksanaan program KUR 2022 pada Rabu (29/12). Penyaluran KUR 2022 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 373,17 triliun dengan suku bunga tetap sebesar enam persen.
"Sebagai penyalur KUR terbesar di tanah air, BRI merespon kebijakan ini sebagai sesuatu yang positif karena KUR merupakan salah satu penopang pertumbuhan UMKM di Indonesia," ungkap Catur dalam keterangan yang diterima.
BACA JUGA: Mengenal Localoka, Showcase untuk Produk UMKM Binaan BRI
Dia juga mengungkapkan bahwa perseroan telah mempersiapkan infrastruktur dalam kaitan pengembangan UMKM termasuk KUR.
“BRI menyambut baik alokasi KUR untuk 2022, karena akan memperluas jangkauan bagi pelaku UMKM khususnya nasabah mikro BRI yang sedang berjuang untuk memulihkan usahanya. Selain itu, KUR menjadi salah satu growth engine bagi BRI di tengah kondisi ekonomi yang menantang,” ungkap Catur.
BACA JUGA: BRI Mendominasi Pasar Valas Indonesia, Transaksi Menanjak hingga 46 Persen
BRI pun telah merancang berbagai strategi agar dapat memenuhi target penyaluran KUR 2022.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan perseroan saat ini memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi target penyaluran KUR dari pemerintah tersebut.
Menurut dia, hal itu tercermin dari realisasi KUR BRI hingga akhir November 2021.
Perbankan pelat merah itu telah menyalurkan KUR senilai Rp 181,39 triliun kepada lebih dari enam juta nasabah.
"Angka ini setara dengan 93,02 persen dibandingkan dengan target penyaluran KUR BRI di tahun ini dengan nilai Rp 195 triliun," kata dia.
Supari membeberkan dari sisi sebaran KUR juga meningkat, pada 2019 jangkauan sebaran KUR mencapai 5,4 orang dari 100 orang mendapatkan fasilitas KUR.
"Pada 2021 meningkat signifikan menjadi rata-rata sebanyak 8,7 dari 100 orang mendapatkan fasilitas KUR dari BRI,” ujar Supari.
Segmen Mikro BRI pada 2022 masih akan menjadi driver pertumbuhan pinjaman BRI.
Alokasi KUR, pengembangan Ultra Mikro dan menjaga pertumbuhan Kupedes akan menjadi kunci pertumbuhan segmen Mikro.
Secara konsolidasian, hingga akhir September 2021, penyaluran kredit BRI tercatat mencapai Rp 1.026,42 triliun atau tumbuh 9,74 persen year on year (yoy).
Salah satu faktor utama penopang pertumbuhan kredit BRI yakni penyaluran kredit mikro yang mencapai Rp 464,66 triliun pada akhir September 2021 atau tumbuh 41,32 persen yoy.
Hal ini menjadikan proporsi kredit mikro BRI mencapai 45,27 persen dari seluruh total kredit BRI.
Bank yang berusia 126 tahun itu juga telah memiliki business process yang optimal dan sistem yang efisien, sehingga hal ini mendukung upaya perseroan dalam penyaluran kredit di segmen Mikro, termasuk KUR.
“Efisiensi penyaluran kredit didapatkan BRI melalui digitalisasi, dengan pemanfaatan resources kapabilitas IT dan business model yang sudah teruji saat ini, BRI mampu menjaga bottom line yang solid atau return yang optimal,” tegas Supari. (jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia