Kisah Evakuasi di LB GAMA

Sabtu, 03 Oktober 2009 – 09:06 WIB
jODI yang berhasil selamat dari reruntuhan bangunan tempat mereka les bimbel (GAMA) dengan didampingi orang tua nya, FOTO : .hendra -RIAUPOS
PADANG - Bahu membahu saat dalam kesulitanItulah gambaran yang diberikan warga Padang, setelah gempa merobohkan gedung maupun rumah tinggal

BACA JUGA: Munas Golkar Minus Sumbar ?

Setidaknya, itulah yang dilakukan oleh Bripda Wahyu Andhika, bersama-sama dengan dua orang warga, dua wartawan dan dua keluarga korban, ketika mengevakuasi anak-anak yang sedang belajar di Lembaga Bimbingan Belajar GAMA di Jl
Proklamasi

BACA JUGA: Adik Wako Tewas di Runtuhan Gempa

Dari 45 siswa yang terkurung reruntuhan bangunan, 13 siswa diantaranya bisa diselamatkan dalam kondisi hidup.

Anggota Poltabes Padang Bripda Wahyu Andhika tergerak hatinya, begitu mendengar kabar bahwa gedung LB GAMA juga roboh saat gempa mengguncang
Ia pun langsung balik arah, menantang arus menuju ke lokasi reruntuhan GAMA.  Benar saja, ketika ia datang belum ada pertolongan

BACA JUGA: Polisi Grebek Kades Lagi Nyabu

Tanpa berpikir panjang, ia pun mengajak orang-orang di sekelilingnya untuk memberikan pertolongan kepada puluhan siswa yang masih terjebak di dalam reruntuhan itu.

Gedung tiga lantai setinggi 10 meter itu, tinggal dua meter saja setelah roboh ditelan gempaDibantu dengan dua warga, dua orang tua siswa dan dua wartawan yang sedang bertugas Bripda Wahyu langsung menyusuri puing-puing reruntuhan bangunanTanpa alat, apa punBripada Wahyu mencoba mencari celah-celah  yang bisa dilewati, untuk mencari-cari korbanUpayanya, sedikit demi sedikit berhasilSejumlah siswa berhasil diselamatkan"Rata-rata kaki mereka tertindih beton," ungkapnya kepada wartawan JPNN.

Dari pantauan JPNN, suasana begitu menegangkan, oksigen di dalam ruangan yang runtuh tersebut sangat sedikitTerkadang mereka yang masuk harus menghirup udara luar untuk menolong korban yang terhimpitDan lebih memprihatinkan lagi kondisi siswa yang terjepit iniDengan aqua gelas untuk melepas rasa haus, dan terkadang juga dengan kain yang dibasahkan sekedar untuk melepas rasa haus korban yang terjebak.    

"Rata-rata mereka terhimpit kakinya oleh reruntuhan gedung," ungkap Wahyu.Menurutnya evakuasi lantai 2, siswa yang terhimpit kakinya selamatNamun yang terhimpit  pada bagian atas tubuh otomatis meninggal.Pantauan Padang Ekspres , siswa yang pertama kali dievakuasi adalah laki-laki, dan ia  selamatNamun berikutnya ada yang selamat dan ada yang meninggalEmpat siswa yang dievakuasi pertama kali dibopong dengan menggunakan tangan saja dari reruntuhan gedung, dengan mencegat setiap mobil yang lewat saat ituEvakuasi kelima, baru tiba bantuan ambulance.
       
Hingga pukul 2.30 WIB dinihari malam gempa, diantara 19 orang yang berhasil diangkat, 13 siswa selamat, 2 meninggal di perjalanan, 4 siswa meninggal di tempat.Evakuasi selanjutnya, mulai 2.30 WIB dilakukan 7 personil Poltabes hingga waktu Subuh saat datangnya bantuan TNI.Hari pertama pasca gempa di lokasi ini, TNI, PMI dan  mulai bekerja  dengan bantuan escavatorUntuk  menembus lantai bangunan menuju lantai satu yang kokoh

Wahyu hanya istirahat 2 jam saja di rumahDemi pengabdian untuk negara dan masyarakat, mulai pukul 6.00 WIB ia sudah berada di lokasi kembaliNamun ia sedih sejak pagi itu (hari pertama pasca gempa, red,) 26 siswa yang diangkat dari lokasi sudah tidak bernyawa lagi.
"Jika evakuasi berjalan cepat dan profesional untuk itu, kemungkinan yang  akan selamat tentu akan bertambah," katanya.
    
Roihan, relawan PMI Kota Padang, ia tiba di lokasi pukul 10.00 WIB pagi hariEvakuasi pertama siswa ini baru terlaksana pukul 11.00 WIB26 siswa dan guru yang terjebak di lantai satu ini tidak ada satupun yang selamat.  "Kondisi tubuh siswa ini saling berhimpitan," pungkas Roihan(Cr15/aj)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keanehan Muncul di Langit Padang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler