jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama komunitas Photocycling, pewarta foto yang hobi gowes di Semarang berziarah ke makam seorang jurnalis di masa penjajahan, Sabtu (14/8) pagi.
Saat tiba di kompleks pemakaman umum Bergota Kota Semarang, sudah ada seorang kakek berusia 92 tahun bernama Soegiarno yang menanti kedatangan Ganjar.
Di bawah tempat Soegiarno berdiri, terdapat sejumlah makam yang sangat sederhana, layaknya makam masyarakat umum lainnya.
Namun, tak disangka, di makam itu bersemayam seorang tokoh penting bagi kemerdekaan Republik Indonesia. Dia adalah kakak kandung Soegiarno yang bernama Soegiarin.
BACA JUGA: Jelang 17 Agustus, Pak Ganjar: Awas, Hati-hati Jangan Sampai ada Perayaan
Nama Soegiarin memang tak banyak dikenal publik. Dia adalah seorang jurnalis di masa penjajahan, yang menyebarkan berita kemerdekaan Republik Indonesia menggunakan morse ke seluruh dunia.
Suasana haru menyelimuti saat prosesi tabur bunga dan doa bersama. Kepada Ganjar, Soegiarno menceritakan kisah heroik kakaknya itu selama penjajahan.
BACA JUGA: Kenangan Pak Ganjar tentang Sosok Raja Solo Gusti Mangku
Dia menyebut kakaknya adalah jurnalis yang bekerja di Domei (sekarang jadi kantor berita Antara) milik Belanda.
"Kakak saya ini diperintah untuk menyelinap di kantor Domei dan menyiarkan kemerdekaan ke seluruh dunia. Waktu itu tidak mudah, karena Domei dijaga ketat oleh pasukan Jepang. Dan kita patut berbangga, karena kakak saya yang orang Jawa Tengah berhasil menyiarkan kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia," jelasnya sambil terbata.
Soegiarno juga mengaku sangat bangga, dengan kedatangan Ganjar bersama anak-anak muda lainnya.
Dia senang, melihat para generasi muda bangsa sangat menghormati dan menghargai para pahlawan.
"Saya tidak menyangka, dan merasa sangat berbesar hati atas kedatangan Pak Ganjar dan teman-teman ke makam kakak saya ini. Saya senang, karena generasi penerus masih mengingat perjuangan kita waktu itu. Hebat sekali," ucapnya.
Tak lupa Soegiarno berpesan pada generasi penerus bangsa untuk terus menjaga persatuan.
Menurutnya, negara yang hebat bukan negara yang ekonomi atau senjatanya kuat, tetapi negara yang hebat adalah negara yang seluruh rakyatnya bersatu.
"Yang penting itu persatuan. Untung sekali negara kita masih tercengkram Pancasila, jadi semua bersatu. Hanya Pancasila, nggak ada yang lain. Semoga kita semua diberi kesehatan untuk menyaksikan kejayaan bangsa ini," tuturnya.
Ganjar sendiri mengatakan, Soegiarin adalah tokoh penting dalam kemerdekaan. Kalau tidak ada Soegiarin, mungkin proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tidak banyak orang tahu.
"Kalau zaman sekarang, beliau inilah yang memviralkan kemerdekaan Indonesia. Saya tidak membayangkan, kalau waktu itu tidak diviralkan, mungkin dunia tidak tahu bahwa Indonesia sudah merdeka atau belum," kata Ganjar.
Bagi Ganjar kisah Soegiarin sangat heroik. Waktu itu, dia diperintahkan oleh pimpinannya yakni Adam Malik untuk menyelinap di kantor Domei dan menyiarkan proklamasi kemerdekaan menggunakan mesin morse.
"Waktu itu tidak mudah, dia harus menyelinap dari pasukan Jepang, menyiapkan mesin morse dan mengirimkan berita proklamasi dengan morse ke kantor-kantor berita di seluruh dunia. Hari ini saya ke makam beliau, ketemu dengan keluarganya dan kita berikan penghormatan dan penghargaan atas jasa-jasanya," ucapnya.
Ganjar mengajak seluruh masyarakat untuk menghormati jasa para pahlawan. Banyak pahlawan yang telah berjasa bagi kemerdekaan Indonesia, termasuk Soegiarin.
"Harapannya publik jadi tahu, bahwa banyak orang-orang yang berjuang bagi kemerdekaan sesuai bidangnya termasuk Pak Soegiarin ini. Kita harus menghormati dan menghargai jasa-jasa mereka, karena berkat mereka kita bisa menikmati kemerdekaan seperti ini," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Photocycling, Chandra Adi Nugroho berpendapat peran Soegiarin bagi kemerdekaan Indonesia sangat besar. Di buku sejarah, nama Soegiarin tercatat sebagai salah satu pihak yang memiliki peranan penting.
"Namun banyak orang yang belum tahu kisah perjuangannya, kondisi makamnya saja seperti ini, sangat sederhana. Untuk itu kami para pewarta ini mengangkat kisah Soegiarin, agar sosoknya lebih dikenal dan mungkin ada pengakuan," ucapnya.(flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia