Kisah Inspirasi Petugas Kebersihan Sutrisah Bermimpi Naik Haji

Senin, 05 Juni 2017 – 02:01 WIB
Sutrisah berkeliling di wilayah Bumiwaras, Telukbetung Selatan, untuk memastikan tak ada lagi sampah yang berserakan. FOTO HEFLAN REKANZA/RADAR LAMPUNG/JPNN.com

jpnn.com, BANDAR LAMPUNG - Tak ada yang mustahil jika memiliki tekad yang kuat. Pernyataan itu yang diyakini oleh Sutrisah. Wanita berusia 61 tahun kini berjuang mengejar mimpinya. Menyempurnakan rukun Islam kelima, beribadah haji.

=====================================
Laporan Heflan Rekanza - Radar Lampung
=====================================

BACA JUGA: Sibuk Selama Ramadan, Seperti ini Cara Raffi Ahmad Agar Tetap Fit

Sutrisah adalah petugas kebersihan. Dia terbiasa berkeliling di wilayah Kelurahan Bumiwaras, Telukbetung Selatan, Bandarlampung.

Ia bertugas menjaga kebersihan dengan memastikan tak ada lagi sampah yang berserakan.

BACA JUGA: PKS Gelar Tasyakuran Kemerdekaan RI Versi Kalender Hijriah

Sembari membersihkan sampah, ia memilah barang bekas yang bisa kembali dijualnya.

Bagi sebagian orang, terik mentari di siang hari kerap membuat tak betah berlama-lama di luar rumah. Namun tidak bagi Sutrisah.

BACA JUGA: Pasar Pebisnis Sepi, Hotel Bidik Segmen Keluarga

Sekitar pukul 13.00 WIB, wanita paro baya ini berkeliling menahan teriknya panas sambil menarik gerobak berwarna kuning yang biasa dibawanya.

Itu lantaran dirinya sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan untuk wilayah Kelurahan Bumiwaras.

Sebenarnya, dia bukanlah petugas sampah resmi. Namun, kesadarannya akan kebersihan membuat ia terketuk untuk bisa menjaga kebersihan.

Yang mana dirinya mendapatkan gerobak dari peninggalan sang suami.

Sutrisah mendapat bayaran sukarela dari pedagang, pemilik toko, serta warga yang setiap hari ia lewati untuk diambil sampahnya.

Sembari membersihkan sampah, ia juga mengumpulkan barang-barang bekas seperti botol dan barang bekas lain yang masih memiliki nilai jual.

Rutinitas ini sudah ia jalani sejak sepuluh tahun lalu. Namun selama sepuluh tahun ini, kala datang bulan ramadan, tak sekalipun ia sengaja tidak berpuasa.

Setiap ramadan tiba, ia selalu menyisipkan harapan. Banyak harapan yang ia curahkan lewat doa kepada Allah sang pencipta.

Salah satunya adalah bisa melihat kehidupan anak-anaknya yang lebih baik. Kedua, ia berharap dari hasilnya menabung bisa cukup untuk membawa dirinya ke tanah suci.

Harapan ini terselip di antara keringat dan juga doa yang ia panjatkan ketika beribadah.

Hebatnya, meski tetap berpuasa tak sedikitpun ia mengeluh ketika berkeliling dan berpanas-panasan. Ia tetap tegar menarik gerobaknya dengan jarak mencapai puluhan kilometer.

Gerobak yang terkadang terisi penuh membuat ia harus mengeluarkan tenaga ekstra kala menariknya.

Alas sendal jepit tipis yang dipakainya kurang ampuh menahan rasa panas dari sentuhan aspal siang hari.

Sutrisah memilih hidup sendiri jauh dari anak-anaknya karena tidak ingin menyusahkan mereka. Sebab, menurutnya kehidupan kedua anaknya terbiang sulit.

Untuk itu ia memilih mencoba mandiri menghidupi dirinya. Dari hasil pemberian sukarela orang-orang dan juga mengumpulkan barang bekas untuk dijual lagi, ia mampu menghidupi dirinya dan juga bisa menyisihkan uang untuk ditabungkan. (c1/sur)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buka Puasa Bersama Bintang DAcademia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler