jpnn.com - PALEMBANG - Irjen Albertus Rachmad Wibowo kini menjabat sebagai Kapolda Sumatera Selatan. Sebelumnya, jenderal bintang dua itu menjabat Kapolda Jambi.
Perjalanan kariernya hingga mencapai posisi strategis seperti sekarang ini bukanlah hal mudah.
BACA JUGA: Irjen Rachmad Wibowo: Jika Terbukti Sanksinya Cukup Berat Yakni Dipecat
Ternyata, Irjen Rachmad pernah gagal masuk Akademi Kepolisian (Akpol). Tepatnya pada 1987 silam.
Saat itu, dia baru lulus SMA. Pria kelahiran April 1969 itu mendaftar di Akpol. Namun, dia tidak lolos menjadi taruna Akpol.
BACA JUGA: Profil Irjen Albertus Rachmad Wibowo, Kapolda Sumsel yang Baru
Dia pun memilih berkuliah di Institut Teknologi Indonesia di Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Meski sempat gagal, Rachmad tidak patah semangat.
BACA JUGA: Polisi Ditembak Bandar Narkoba Saat Penggerebekan, Kapolda Sumsel Bilang Begini
Dia tetap berjuang karena menjadi anggota Polri merupakan cita-citanya.
Rachmad ingin mengikuti jejak sang ayah berkarier di institusi Korps Bhayangkara.
Selain itu, Rachmad terus berjuang menjadi anggota Polri untuk meringankan beban orang tuanya yang mengeluarkan biaya mahal untuk membiayai kuliahnya.
Hingga akhirnya dia masuk Akpol dan menjadi perwira Polri.
Rachmad menceritakan ini saat diminta menyampaikan kisah hidup sebagai tokoh inspiratif dalam Perkemahan Bhakti Saka Bhayangkara Nasional IV di Gandus, Palembang, Sumatera Selatan.
Perkemahan yang diikuti sekitar 2.000 peserta dari seluruh Indonesia itu berlangsung 14-18 November 2022.
Dalam kesempatan itu, Irjen Rachmad Wibowo berpesan kepada para peserta untuk terus meningkatkan keterampilan dalam bidang apa pun yang positif.
Rachmad berpesan kepada seluruh peserta untuk terus meningkatkan keterampilan dalam bidang apapun yang positif.
"Karena di samping menambah ilmu pengetahuan, juga menyempurnakan tingkah laku atau perilaku yang baik dan pantas untuk dicontoh," kata alumnus Akpol 1993 itu.
Irjen Rachmad berpesan seluruh peserta harus memiliki integritas yang tinggi, tidak mudah tergoda untuk melakukan perbuatan yang melawan hukum, dan selalu belajar dari pengalaman orang lain. "Tiru yang baik, hindari yang tidak baik," pungkas Irjen Albertus Rachmad Wibowo. (mcr35/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cuci Hati