jpnn.com - KATA orang-orang tua zaman dulu, istri yang baik adalah istri yang memenuhi syarat tiga M. Masak, macak, dan manak (memasak, bersolek, dan beranak). Apabila salah satunya tidak bisa memenuhi, gugurlah predikat sebagai istri idaman. Itulah masalah yang dihadapi oleh Karin, 36.
Meski pernikahannya sudah berjalan 13 tahun, Pengadilan Negeri Agama Surabaya tak mampu menyelamatkan biduk rumah tangga Karin dan suaminya, Donjuan, 38.
BACA JUGA: Tegaskan tak Akan Tutup-tutupi Kasus Penggerebekan Arzetti Bilbina
Upaya mediasi yang dila kukan lembaga pernikahan di Jalan Ketintang Madya itu tak mampu menyela matkan rumah tangga pasangan suami istri yang tinggal di kawasan Rungkut, Surabaya tersebut.
Majelis hakim PA Surabaya sudah mengetokkan palu perpisahan sejak enam bulan lalu. Tapi, kemarin (27/10) Karin baru mengambil draf talak cerainya dengan ditemani adiknya, Mira. Dia pun langsung beranjak ke ruang pengambilan incrah. ”Sekarang saya sudah nikah lagi.
BACA JUGA: Kasus Penggerebekan Arzetti Bilbina, Denpom Periksa Dandim Sidoarjo
“Alhamdulillah, sekarang saya sudah hamil enam minggu,” katanya dengan wajah semringah.
Karin tak menyangka bahwa kehidupannya yang sekarang lebih bahagia setelah dirinya lepas dari Donjuan. Bahkan, dia langsung menemukan calon suami baru setelah masa idah atau masa tunggunya selesai. Dia pun langsung menikah dengan pria yang juga teman SMAnya itu, sebut saja Donwori, 39.
BACA JUGA: Ini Tarif Hotel Tempat Arzetti Bilbina dan Dandim Sidoarjo Digerebek, Murah Meriah...
Padahal, dulu Karin sangat berat berpisah dari Donjuan. Selain masih sangat cinta, dia harus mematikan perasaannya yang tiap hari dituding mandul dan bukan istri yang baik bagi Donjuan.
”Hidup sama Donjuan memang menderita. Tiap hari saya diteror ibu mertua. Tapi, sekarang saya sudah bebas,” jelas wanita yang memiliki bisnis online shop itu. Seperti mengingat masa lalu,
Karin mengungkapkan pernah mendapatkan siksaan dari mertuanya. Mulai dipukuli, disekap dalam gudang, hingga pernah dibawa ke dukun supaya bisa hamil.
Tapi, karena tidak hamil-hamil, Karin pun jadi biang olok-olok keluarganya. Terakhir, dia diusir dari rumah yang merupakan warisan keluarganya. ”Saya ngekos sekarang, Mbak. Rumah saya sudah diambil alih mereka. Habis pakai pengacara juga, saya kalah. Saya tidak punya uang untuk mengurus pengacara,” katanya.
Meski kehilangan rumah, Karin menyatakan ikhlas. Meski sekarang tinggal di rumah kos dengan suami keduanya, dia lebih bahagia lahir dan batin. Paling tidak, sebagai wanita yang punya harga diri, dia tak lagi dicaci maki dan dituding sebagai perempuan mandul.
Bahkan, dia bisa membuktikan bahwa dirinya bisa hamil dengan suami yang kedua.
Di sela-sela menunggu akta cerainya kemarin, Donjuan tiba-tiba datang dengan ditemani ibunya, Sephia. Tanpa janjian, rupanya Donjuan juga akan mengambil akta cerainya. Dia memapah Sephia yang sudah stroke di bagian pipi dan kaki kanan.
Donjuan terlihat tak terawat. Rambut dan jenggotnya tidak dipotong. ”Itu (menunjuk Sephia dan Donjuan, Red) orangnya. Mungkin sekarang kualat,” tegas Karin.
Ketika didekati Radar Surabaya, Sephia dan Donjuan memilih menjauh. ”Bagaimana wanita mandul itu? Sudah laku, tah? Pasti tidak akan ada pria yang mau sama dia. Ini anak saya mau nikah lagi sama wanita yang ayu dan bisa punya anak,” kata Sephia dengan ketus, kemudian tidak mau berkomentar lagi. (*/c1/jay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perceraian di Kota Tangerang Tinggi Banget, Ini Jumlahnya
Redaktur : thomas