Kisah Istri yang Minta Cerai Karena Malu Suami Naik Haji Pakai Uang Utangan

Rabu, 29 Juli 2015 – 06:33 WIB

jpnn.com - GENGSI Donjuan, 65 benar-benar besar. Dia paling suka disapa Pak Haji atau Pak Kiai. Karena itu, biar dikenal ahli ibadah dan kaya raya, setiap tahun mantan pegawai BUMN tersebut selalu umrah. Belakangan baru diketahui bahwa duit yang dipakai ke Tanah Suci itu adalah hasil utangan.

Malunya bukan main. Itulah yang dirasakan Karin, istri Donjuan. Apalagi sejak kecil Donjuan memang terke­ nal sebagai pria sombong gak ketulungan. Suami­ nya tersebut termasuk tipe laki-­laki yang tidak mau mengalah pada orang yang diajak omong.

BACA JUGA: Pertikaian Berdarah, Main Carok, Dua jadi Mayat

Dia pasti meremehkan orang di sekitarnya. ”Suami saya itu memandang setiap orang rendah. Sok alim lagi,” tuturnya.

Hidup berumah tangga dengan Donjuan hampir 35 tahun, so pasti Karin paham banget karakter suami­ nya tersebut. Jangankan orang lain, dia sendiri sangat sering sakit hati karena kata-­kata Donjuan. 

BACA JUGA: Asrama Tentara Dilalap si Jago Merah

Misalnya, kalau Karin salah mengambil sikap atau tindakan, Donjuan langsung bilang goblok dan bla..bla..bla... 

Contoh lainnya, bila masakan Karin tidak enak, Donjuan langsung bilang bahwa wanita asal Simolawang, Surabaya, tersebut pelit dan miskin.

BACA JUGA: Braakk! Tiga Nyawa Melayang

Padahal, menurut Karin, Donjuan sendiri yang pelit. Meski memiliki banyak uang, Donjuan jarang memberi Karin ”cipratan”. 

Sebagai pegawai BUMN, Donjuan sering mendapatkan bonus yang menggiurkan dari kantor. 

Namun, dari duit itu, Karin hanya dapat ceritanya. Sebab uang bonus Donjuan biasanya dipakai foya­foya dengan mentraktir saudara­ saudaranya. Bahkan, setiap tahun Donjuan berangkat ke Makkah untuk umrah.

Bagi ibu tiga anak tersebut, wajar bila Donjuan bolak­balik umrah saat masih bekerja. Nyatanya, umrah itu tetap dilakukan setelah dia pensiun. Padahal, kalau dia umrah, dia sering mengajak saudara­saudaranya pula. Sekali ke Tanah Suci, Donjuan bisa menghabiskan uang hingga Rp 200 jutaan. Termasuk uang saku, biaya

tasyakuran, dan beli oleh­oleh. ”Saya pernah bilang tidak usah umrah lagi. Kan, sudah haji dua kali. Tapi, dia mengaku bahwa umrah bikin dirinya makin disegani,” jelas Karin.

Dua tahun lalu barulah terungkap bahwa biaya umrah yang dikeluar­ kan Donjuan selama ini adalah hasil ngutang. Beberapa debt collector berkali­kali menagih pinjaman yang sudah bertahun­tahun ngendon dan belum dibayar. Akhirnya, yang bayar utang­utang itu adalah Karin dan anak­anaknya.

Udah gitu, utang yang kemarin­ kemarin belum selesai, eh dia mau daftar umrah lagi. Capek, deh,” kata Karin. Dia pun memutuskan untuk menggugat cerai Donjuan di Pengadilan Agama Surabaya, Jalan Ketintang Madya, kemarin. (*/c1/jee)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kekeringan, Warga Mulai Beli Air


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler