Kisah Jenderal Gondrong Pemberantas Narkoba, Jadi Jukir, Debt Collector, Hampir Kehilangan Nyawa

Kamis, 25 Maret 2021 – 11:23 WIB
Irjen (Purn) Arman Depari saat ditemui di ruangannya di BNN, Jakarta Timur, Kamis (25/3). Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Siapa yang tidak kenal Arman Depari, sosok nyentrik yang menjabat Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Pria berambut gondrong penyandang pangkat irjen itu merupakan sosok sentral dalam pemberantasan narkotika.

BACA JUGA: Irjen Arman Depari Sebut Nama Alex Yang, Tak Lama Lagi Dijemput

Namun, siapa sangka mantan Kapolda Kepulauan Riau itu berkali-kali nyaris kehilangan nyawa saat bertugas.

Salah satu kisah yang paling berkesan bagi Arman ialah ketika berhasil menggagalkan penyeludupan 21 paket berisi 436,30 kilogram sabu-sabu di Kepulauan Seribu pada awal tahun ini.

BACA JUGA: Dokter Hewan Dibunuh, Sadis, 15 Tusukan di Tubuh

Saat akan melakukan operasi senyap, Arman terlebih dahulu melihat informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebut akan terjadi hujan badai disertai petir pada malam hari.

Pria kelahiran 1 Agustus 1962 di Brastagi, Sumatera Utara itu hanya bisa pasrah dan terus berdoa.

BACA JUGA: Waspada, Jangan Sampai Senasib dengan Warga Ciputat Ini

"Memang cuacanya, kan, seperti itu. Saya juga sempat ragu," kata Arman kepada JPNN.com di BNN, Jakarta Timur, Kamis (25/3).

Menurut Arman, anak buahnya sempat ragu melanjutkan operasi dan memintanya pulang jika ombak di Kepulauan Seribu tetap tinggi.

"Ombak besar, lalu kami jalan sambil berdoa. Cuaca yang tadinya menurut BMKG badai petir, justru tenang," lanjutnya.

Namun, ujian lain menghampiri Arman Depari dan anak buahnya yang sedang melakukan pengejaran target. Kapal milik Bakamla yang ditumpangi Arman dari Pantai Mutiara, Jakarta Utara, tidak bisa mendekati sasaran.

Arman dan anak buahnya terpaksa pindah ke kapal lain. Geladak kapal milik Bakamla yang licin mengakibatkan Arman terjatuh ke laut.

"Ini sempat lebam di bagian kaki kanan," sambungnya.

Laut yang dalam membuat Arman pucat pasi dan panik. Dia menyebut nyawanya seolah berada di ujung tanduk.

Namun, Arman mengatakan kuasa Tuhan kembali menyelamatkannya.

Arman juga nyaris kehilangan nyawa saat menggagalkan penyelundupan narkotika di Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat pada 2014. Saat itu BNN menyita 60 kilogram sabu-sabu.

Saat melakukan pengembangan kasus, Arman harus memburu target ke perairan Pelabuhan Ratu. Lagi-lagi badai besar kala itu membuatnya hampir membatalkan operasi.

Arman menceritakan itulah pertama kalinya dia melihat badai yang sangat menakutkan. Menurut dia, daun pohon kelapa yang tinggi sampai menyentuh tanah karena tersapu angin kencang.

"Saya melihat badai kok begini," ungkap bapak tiga anak ini.

Namun, Arman tidak mungkin membatalkan operasi itu. Dia lantas menghubungi anak buahnya melalui handy talky (HT).

Anak buah Arman menginformasikan bahwa gelombang laut sedang tinggi dan jarak pandang hanya tiga meter. Meski begitu, operasi harus tetap berlanjut.

"Sudah tanggung, Pak," kata anak buah Arman kala itu.

Ketegangan memuncak ketika seorang anak buah Arman jatuh ke laut. Alumnus Akpol 1985 itu harus mencari anak buahnya terlebih dahulu sebelum melanjutkan operasi.

Lagi-lagi Arman mengaku melihat keajaiban ketika anak buahnya yang jatuh ke laut tiba-tiba muncul ke permukaan.

"Anggota saya tenggelam dan muncul lagi," jelasnya.

Arman menuturkan semua itu merupakan risiko pekerjaannya. Apa pun yang dihadapi, dia selalu meminta perlindungan Tuhan.

Awal-awal kehidupan Arman di Polri juga diwarnai pengalaman pahit. Tak lama setelah lulus dari Akpol, Arman sempat menjadi juru parkir bahkan debt collector untuk mencari penghasilan tambahan.

"Ya terus terang saja, dahulu gaji tanggal 20 sudah habis," ungkapnya.

Arman mengaku menjadi tukang parkir selama kurang lebih setahun. Saat itu pangkatnya masih iptu.

"Itu waktu dulu, karena di zaman itu memang perekonomian cukup sulit," kata Arman.

Seiring waktu berlalu, kegigihan Arman membuahkan hasil. Usaha dan semangat mengantar Arman ke posisinya saat ini.

"Intinya pernah seperti itu," ujar pria berkucir itu.(mcr8/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler