Kisah Kembar Tunagrahita yang Jadi Banpol di Polsek Rarowatu

Jumat, 19 Februari 2016 – 09:07 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - BERBUAT baik bisa menjadi berkah buat orang lain. Di Polsek Rarowatu, Bombana, Sulawesi Tenggara, anggotanya rela menyisihkan gaji bulanan untuk memberi hidup lebih baik buat dua pria kembar, penyandang tunagrahita, Anto (Botak) dan Manto.

Kembar yang tinggal di Dusun La Ate, Kelurahan Taubonto, Kecamatan Rarowatu, Bombana itu sudah enam tahun belakangan ini bekerja di Polsek Rarowatu. Botak dan Bone, dikaryakan sebagai Pembantu Polisi (Banpol) di Polsek yang saat ini dikepalai Ipda Nur Sultan. Dua bungsu kembar ini diberi tugas sebagai cleaning servis.

BACA JUGA: Macet Luar Biasa, Dishub Minta 30 Bus Sekolah

Setiap pagi, Anto dan Manto bertugas menyapu, mengepel serta membersihkan kantor Mapolsek, termasuk membantu membeli kebutuhan anggota maupun tamu di Polsek Rarowatu. Awalnya, Manto alias Bone yang bekerja di Polsek, lalu disusul anak lain pasangan Almarhum Tama dan Ida, yakni Anto. 

Manto, pria 20-an tahun yang tidak pernah mengenyam dunia pendidikan, mulai bekerja diakhir tahun 2010 lalu, di saat Mapolsek Rarowatu dipimpin Ipda Singgih Febiyanto. Alumni Akpol berpangkat AKP (Ajun Komisaris Polisi) yang kini menjabat Kasubnit 5 Tipiter Bareskrim Polri ini punya alasan khusus sehingga mau mempekerjakan Manto. "Orangnya si jujur, menurut jika disuruh serta mau bantu bersih-bersih di Polsek," kata Singgih, seperti dikutip Kendari Pos, Jumat (19/2).

BACA JUGA: Terdakwa Kasus Tolikara Divonis Penjara tapi Langsung Bebas

Tugas pertama Manto kala itu, membantu kerja polisi di Polsek Rarowatu, mulai membersihkan ruang jaga, menyapu dan mengepel. Dari tugasnya itu, Bone diberi upah antara Rp 300 ribu-Rp 500 sebulan. Uang ini dikumpulkan dari menyisihkan sedikit gaji anggota Polsek. 

Setelah Ipda Singgih pindah, tenaga Bone tetap dipakai, termasuk Ipda Nur Sultan yang dikini diberi amanah memegang komando di Polsek Rarowatu. "Mereka sangat membantu tugas-tugas anggota di sini (Polsek), terutama masalah kebersihan," tutur Nur Sultan.

BACA JUGA: Sudah tak Layak, Kantor Kecamatan Seperti Gudang Beras

Tugas Manto masih tetap sama. Gajinya pun begitu, tetapi upah yang didapat kadang melebihi dari biasanya, tergantung dari kerelaan anggota setiap bulannya. Sejak 2015 lalu, Manto tidak lagi bekerja sendiri, dia sekali-kali dibantu kembarannya bernama Anto alias Bone. Keberadaan kembarannya itu bukan tanpa sebab. Anto muncul pertama kali ketika kakak kembarnya itu sakit bisul selama satu bulan.

Menurut Nur Sultan, saat pertama Anto “bertugas”, dia bersama personelnya tidak tahu, sebab sepengetahuan mereka, orang yang datang setiap hari membersihkan masih tetap Manto. "Nanti setelah Anto bicara sama anggota, baru kita tahu kalau yang datang saat itu bukan Manto, tetapi kembarannya. Anggota langsung tertawa dan bingung, karena postur dan wajah serta gaya bicara keduanya Anto dan Manto sama persis," cerita Kapolsek sambil tertawa mengingat kejadian saat itu.

Manto dan Anto juga senang bekerja di Polsek. Bahkan dengan profesi yang mereka geluti itu, Botak dan Bone, mengaku mampu membantu meringankan beban kehidupan rumah tangga. Tiap bulan, kembar ini bisa memberikan uang Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu, kepada ibunya. Tidak hanya itu, mereka juga bahkan bisa membeli dua ekor sapi dari kerjanya menjadi clening servis. Sampai saat ini, sapi yang mereka miliki sudah berjumlah lima ekor.

Menurut Bone, sapi pertama mereka beli dengan harga 1 juta rupiah. Pembelian dengan harga murah itu karena sapi yang dibeli masih dalam kandungan. "Saat sudah melahirkan baru saya bayar satu juta. Kalau beli yang besar, saya tidak mampu. Sekarang sapi pertama yang saya beli sudah melahirkan. Sapi ini kami pelihara di belakang rumah, untuk persiapan jika butuh uang suatu saat," cerita Bone.

Lurah Taubonto, Astri, mengakui bahwa Anto dan Manto adalah warganya. Keduanya adalah anak dari seorang janda bernama Ida. Ia juga mengakui bila Anto dan Manto memang terlihat berbeda dengan pemuda normal lainnya. "Ada lima anak ibu Ida, dua diantaranya Bone dan Botak, sepertinya mengalami gangguan psikis. Kalau bicara agak lambat. Namun begitu, mereka berdua bisa berkomunikasi dgn baik. Seperti tunagrahita,” katanya. (nuryadi/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Foto Pejabat Bogor Rangkul Lady Boy Thailand Bikin Heboh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler