Kisah Masjid Tua dan Kera-kera Penjaganya

Jumat, 13 Mei 2022 – 06:30 WIB
Kera mengelilingi Masjid Saka Tunggal Cikakak, di Banyumas, Jawa Tengah. Foto: Chelsea/GenPI

jpnn.com - Desa Cikakak di Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memiliki masjid unik. Keunikan tempat ibadah umat Islam itu tidak hanya pada sejarahnya, tetapi juga tentang kera-kera penjaganya.

Laporan Chelsea Venda, Banyumas

BACA JUGA: Saka Guru Masjid Agung Surakarta Dimakan Rayap, Takmir Menghadap Gibran, Ini Hasilnya

PULUHAN kera mengitari bangunan tua bertembok biru dengan atap seng berkelir hijau. Itulah Masjid Saka Tunggal di Cikakak, Banyumas.

Masjid itu tanpa kubah. Wuwungannya berbentuk limasan, seperti Masjid Agung Demak yang berarsitektur khas Majapahit.

BACA JUGA: Maling Kotak Amal Masjid Ditangkap, Tuh Orangnya Berkaus Merah, Siapa Kenal?

Kera-kera itu tersebar di beberapa lokasi.

Sebagian kawanan primata itu berkeliaran di pelataran masjid.

BACA JUGA: Fadli Zon Mengecam Keras Kekerasan Israel di Masjid Al Aqsa 

Uniknya, tak ada kera yang masuk ke dalam masjid. Memang beberapa kera terlihat memanjat tembok masjid, tetapi tak ada yang naik sampai atap bagunan tua itu.

Masyarakat setempat meyakini kera-kera itu sudah ada sejak Masjid Saka Tunggal didirikan. Pendirinya ialah Kiai Mustholih.

“Iya, berada pada zaman yang sama (dengan kedatangan Kiai Mustholih, red),” ujar Sulam, juru kunci Masjid Saka Tunggal saat ditemui GenPI.co beberapa waktu lalu.

Menurut catatan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, pada bagian atas saka tunggal di masjid itu tertulis angka 1288 dalam aksara Hijaiah.

Jika angka itu didasarkan pada tarikh Masehi, berarti Masjid Saka Tunggal lebih tua ketimbang Masjid Agung Demak di era Wali Sanga.

Namun, banyak yang meyakini angka 1288 itu didasarkan pada kalender Hijriah. Dengan demikian, Masjid Saka Tunggal diperkirakan berusia 155 tahun.

Walakin, Sulam meyakini Kiai Mustholih membangun Masjid Saka Tunggal pada era sebelum Kesultanan Demak.

Warga setempat pun menganggap Saka Tunggal merupakan masjid tertua di Nusantara. 

Memang banyak yang menganggap tulisan 1288 itu sebagai angka tahun dalam kalender Masehi maupun Hijriah. Namun, Sulam punya pendapat lain. 

Menurutnya,  angka 1288 itu masih menjadi misteri. “Belum tentu (angka 1288) merujuk ke tahun pembuatan," tuturnya.

Terlepas dari polemik soal kapan Masjid Saka Tunggal didirikan, kera-kera yang berada di sekitar bangunan kuno itu diyakini memiliki filosofi tersendiri.

Sulam mengatakan kera merupakan hewan yang sering memperlihatkan perilaku serakah. 

"Mungkin (kera-kera di sekitar Masjid Saka Tunggal, red) mengingatkan kita supaya itu (keserakahan, red) dikekang," ucap Sulam. 

Lebih lanjut Sulam menjelaskan filosofi bangunan Masjid Saka Tunggal. Menurut dia, saka tunggal memiliki makna religius.

"Saka tunggal itu artinya tiang satu. Itu mengarah ke konsep keesaan Tuhan," ucapnya. 

Saat ini Masjid Saka Tunggal telah dijadikan cagar budaya. Sulam mengatakan sebagian besar dari bangunan Masjid Saka Tunggal masih seperti pada saat awal didirikan. 

Namun, pada 1976 memang ada pemugaran. “Tambah luas kanan dan kirinya," katanya. (GenPI/JPNN)

Berita ini sudah tayang di GenPI.co dengan judul: Unik, Masjid Saka Tunggal Cikakak Dikelilingi Ratusan Kera


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler