Saka Guru Masjid Agung Surakarta Dimakan Rayap, Takmir Menghadap Gibran, Ini Hasilnya

Minggu, 07 November 2021 – 10:11 WIB
Suasana di dalam ruang utama Masjid Agung Surakarta Hadiningrat setelah Salat Jumat (5/11/2021). Foto: Romensy Augustino/JPNN.com

jpnn.com, SOLO - Takmir Masjid Agung Keraton Surakarta Hadiningrat sudah menemui Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka untuk melaporkan rencana revitalisasi tempat ibadah peninggalan Pakubuwono III itu.

Pengurus masjid merasa khawatir dengan kondisi kayu penyangga tengah atau saka guru Masjid Agung Surakarta yang mulai keropos dimakan rayap.

BACA JUGA: Saka Guru Masjid Agung Surakarta Dimakan Rayap, Takmir Temui Mas Gibran

Sekretaris Takmir Masjid Agung Surakarta Abdul Basid menyebut kondisi atap ruang utama sudah sangat mengkhawatirkan, sementara biaya revitalisasinya sangat besar, yakni sekitar Rp 222 miliar.

"Kami tidak sanggup membiayai sendiri revitalisasi itu. Makanya kemarin menemui Pak Wali (Gibran, red) dan beliau berjanji segera mencarikan solusinya," kata Basid kepada wartawan, Sabtu (6/11).

BACA JUGA: Sadis! Begini Adegan ke-19 saat Samsu Menghabisi Istri Sirinya

Berdasarkan hasil kajian Balai Pelestarian Cagar Budaya, bagian bangunan yang berbahan kayu sudah mengalami pelapukan akibat dimakan rayap.

Basid menjelaskan awalnya rayap itu hanya berada di sako guru atau tiang paling tengah. Setelah genteng dari bahan sirap diganti menjadi metal proof, rayap justru makin banyak.

BACA JUGA: 2 Tersangka Kasus Kematian Gilang Peserta Diksar Menwa UNS Ditahan di Sini

"Bagian atap dan balok ring, ada yang sudah lepas kayunya. Saya kemarin menyarankan untuk semetara dipasang pengikat dari besi," ucap Basid.

Sejauh ini, Takmir Masjid Agung Surakarta belum bisa berbuat banyak untuk melakukan perbaikan. Sebab, proses revitalisasi harus sesuai dengan standar dari BPCB.

"Rencana perbaikan menunggu dari pemerintah. Kemungkinan biaya akan ditanggung oleh pemerintah pusat," lanjutnya.

Menurut Basid, BPCB merekomendasikan agar pelapukan yang terjadi segera diperbaiki. Sebab, bila dibiarkan berlama-lama maka kondisinya akan semakin parah dan biaya perbaikan bakal lebih besar.

"Kami tidak bisa memastikan bangunan atap ini kan bertahan berapa lama. Kalau ada salah satu tiang roboh, semua akan tertarik dan ikut roboh," tandas Basid. (mcr21/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Romensy Augustino

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler