Willemijn Jongman adalah mahasiswi asal Belanda yang memillih Australia sebagai kota tujuan belajarnya. Awalnya ia merasa takut, tapi belakangan menganggap kalau keputusannya ini adalah hal yang tepat.

Belajar bahasa Inggris di University of Queensland telah membuat Willemijn belajar bahwa menghadapi tantangan yang besar bisa menjadi pengalaman terbaik dalam hidupnya.

BACA JUGA: Tony Abbott Minta Negara Eropa Perketat Perbatasan

"Saat kita selesai SMA, kita dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang penting," ujarnya. "Apa yang ingin saya lakukan dalam hidup ini selanjutnya? Apa yang penting? Dan apa yang saya senangi?"

Willemijn mengaku kesulitan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu setelah masa sekolahnya berakhir.

BACA JUGA: Julie Bishop Serahkan Karya Kartunis Australia ke Charlie Hebdo

“Saya benar-benar merasa tersesat. Saya tak tahu apa yang ingin dilakukan dengan hidup saya." Willemijn saat berada di kampus University of Queensland (Koleksi pribadi).

Ia kemudian pernah bekerja di sebuah supermarket, tapi merasa bosan dan masih juga belum mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

BACA JUGA: Petani di Queensland Temukan Fosil Reptil Purba yang Menakjubkan

"Akhirnya saya memutuskan untuk melakukan terobosan dalam hidup, saya memutuskan untuk travelling."

Tapi awalnya ia merasa kalau sekarang ia menghadapi sebuah tantangan."Saya belum pernah melakukan hal seperti yang menakutkan ini. Belajar bahasa Inggris," kata Willemijn. "Keputusan ini jadi kesempatan yang sempurna untuk belajar bahasa, bertemu orang, dan berpergian. Dan pada akhirnya berpergian ke negara lain menjadi tidak terlalu menakutkan." Willemijn bersama teman-temannya dari berbagai negara (Koleksi pribadi).

 

Dari rekomendasi seorang teman, Willemijn akhirnya berangkat ke kota Brisbane. dan belajar bahasa Inggris di Institute of Continuing & TESOL Education milik University of Queensland menjadi pilihannya.

"Seminggu sebelum berangkat, saya jadi ingin mengurungkan niat ke luar negeri. Banyak pertanyaan dalam benak dan saya takut," katanya.

"Akan seperti apa orang-orang disana? Apakah universitas akan jadi hal yang menyenangkan? Dan yang terpenting, bagaimana saya bisa mengurus diri saya sendiri? Ini akan jadi yang pertama kalinya."Willemijn saat mengunjungi stadium olahraga di Brisbane (Koleksi pribadi).

Tapi perlahan ketakutan dalam dirinya mulai berangsur hilang.

"Saat saya tiba di Australia, saya merasa bahagia karena mengambil keputusan datang kesini. Saya merasa beruntung," ujarnya.

"Di kelas, saya memiliki teman-teman dari berbagai penjuru dunia, dengan budaya yang berbeda, makanan yang berbeda, dan pengalaman yang tentunya beragam. Mereka sudah lebih dulu sekolah disana, tapi mereka mengajak saya dan sejak saat itu saya selalu memiliki waktu yang menyenangkan," ujar Willemijn. Di kelasnya ada murid-murid yang berasal dari Kolombia, Cile, Ekuador, Perancis, Jerman, Jepang, Korea Selatan, Belanda, Peru, dan Thailand.Willemijn bersantai bersama teman-temannya di University of Queensland (Koleksi pribadi).

 

Willemijn berencana tinggal di Brisbane untuk dua bulan mendatang, sebelum melanjutkan perjalanan menyisir pantai timur Australia. "Tidak pernah terpikir sebelumnya kalau saya akan melakukan sesuatu yang menakjubkan dan indah dalam hidup saya," ujarnya. "Saya berharap ketemu lebih banyak orang, melihat lebih banyak lagi, dan mendapat pengalaman dari budaya yang beragam."

"Saran saya bagi mereka yang ingin berpergian dan belajar banyak hal adalah pergilah."

"Pergi ke Australia adalah hal yang menakutkan yang pernah saya lakukan, tapi mejadi pengalaman yang terbaik dalam hidup saya, dan saya jadi belajar banyak."Willemijn ikut aktif dalam kegiatan mahasiswa (Koleksi pribadi).

 

Willemijn Jongman belajar bahasa Inggris selama lima minggu di Institute of Continuing & TESOL Education, University of Queensland.

BACA ARTIKEL LAINNYA... University of Canberra Batalkan Kontrak dengan Agen Pendidikan Korup

Berita Terkait