jpnn.com - MASQUN Abdukish tak pernah lupa untuk tetap bersikap rendah hati meski telah dikenal sebagai salah satu polwan berprestasi. Sikap dan prestasinya membuat ia dikenal luas di kepolisian Maluku Utara.
HASBI KONORAS, Ternate
BACA JUGA: Mayor Ervan, Keliling Perbaiki Sound System Masjid
Terlahir dalam keluarga broken home tak membuat Masqun Abdukish tumbuh sebagai anak yang kehilangan arah.
Sejak kecil, ia telah terbiasa melihat ibunya berperan ganda sebagai ayah. Keinginan menjadi polisi wanita telah disemai sejak berusia enam tahun.
BACA JUGA: Putera Lengkong, Kakak Ipar di Balik Sukses Owi/Butet Raih Emas Olimpiade
”Waktu itu saya cuma ingin bisa melindungi ibu, agar tidak disakiti siapapun,” ungkap putri pasangan H Kabir Abdukish dan Rasina Abdukish ini kepada Malut Post (Jawa Pos Group), kemarin (31/8).
Sejak kecil pula, wanita yang akrab disapa Un ini sering berpindah-pindah tempat tinggal bersama sang ibu.
BACA JUGA: Kiprah Prajurit TNI di Perbatasan, Sungguh Luar Biasa
Maklum, sebagai orang tua tunggal, Rasina harus terus mencari tempat kerja yang layak untuk dapat menghidupi putri tunggalnya.
Kondisi tersebut membuat wanita kelahiran Malifut, 16 Agustus 1986 itu tumbuh menjadi gadis mandiri.
Ketika duduk di bangku SMA, Masqun yang melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 4 Ternate tak lagi didampingi ibunya.
Ia hidup mandiri di Ternate sementara sang ibu tetap berada di kampong halaman mereka di Malifut.
”Waktu SMA, saya dapat informasi tentang penerimaan anggota polisi. Bersama sembilan teman satu sekolahan, saya lalu mendaftarkan diri,” tutur istri Bripka Jaya Afandi Mahu Soumena tersebut.
Semua tahapan seleksi anggota polisi diikutinya dengan sungguh-sungguh. Saat tiba pada tahap meminta persetujuan orang tua, Masqun kebingungan sendiri.
Ibunya jauh, sementara ia tak memiliki ponsel atau alat komunikasi jarak jauh lainnya. Akhirnya wanita yang kini berpangkat Brigadir Polisi itu berinisiatif untuk menandatangani sendiri formulir persetujuan orang tua. ”Saat itu pikiran saya pasti ibu saya tidak setuju karena tidak punya uang,” ujarnya.
Setelah mengikuti seluruh tahapan tes, Masqun dipanggil Kapolda Malut saat itu, Kombes (Pol) M Nian Syaifuddin. Kala itu peserta tes tersisa 10 orang.
Pertemuan dengan Kapolda itu justru menyisakan kekecewaan. ”Waktu itu Pak Kapolda bilang penerimaan kali ini hanya membutuhkan polisi laki-laki, bukan perempuan. Karena saat itu Polda Malut memang baru didirikan,” kisahnya.
Namun takdir berpihak pada Masqun. Tanpa ia sadari, tes masuk yang diikutinya adalah tes Akpol, bukan Bintara seperti yang ia kira sebelumnya.
Lantaran kuota Akpol untuk polwan saat itu tak ada, Kapolda merekomendasikannya untuk beralih ke Bintara.
”Jadi saya langsung dinyatakan lulus Bintara,” kata Masqunyang tercatat sebagai alumus polwan angkatan 2004 gelombang II ini.
Selama mengikuti tes hingga mengenyam pendidikan, Masqun menjamin tak ada pungutan apapun yang dibebankan kepadanya.
”Saya sudah buktikan, bahwa menjadi polisi itu tidak bayar atau dipungut biaya. Cukup belajar dengan tekun dan menjaga kesehatan saja sudah cukup,” ucap ibu dari Ilmira Atiqah Parameswari dan El Adhi Pradana ini.
Selama menjadi seorang polwan, Masqun telah meraih berbagai prestasi. Diantaranya menjadi/runner-up 1 Puteri Indonesia Malut tahun 2007, Puteri Intelegensia Malut 2007, serta juara I se-Indonesia dalam pelatihan National Traffic Management Center (NTMC) di Jakarta tahun 2013.
Selain itu, wanita murah senyum ini juga dinobatkan sebagai Duta Pelopor Keselamatan Berlalulintas Polda Malut oleh Kepala Korps Lalulintas Polri tahun 2013 di Ancol.
Masqun memulai karirnya di kepolisian dengan menjadi Sekretaris Pribadi Kapolda Malut, dari Kapolda pertama Kombes (Pol) M Nian Syaifuddin sampai Kapolda kedua Brigjen (Pol) Mustofa.
Pada Januari 2009, ia ditempatkan di Satpas SIM Polres Ternate hingga Mei 2013. Memasuki Juni 2013, Brigpol Masqun dimutasikan ke Direktorat Lalulintas hingga Maret 2016.
”Sebulan kemudian dipindahkan ke bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Malut hingga kini,” jabarnya.
Dengan segudang prestasi yang telah diraihnya, Masqun tetap belum merasa puas. Ia sadar, belum banyak memberikan kontribusi kepada institusi yang telah membesarkannya.
”Keinginan saya hanya berbakti kepada Polri karena saya merasa belum bisa berbuat banyak untuk Polri. Selama ini saya berupaya melakukan tugas dengan baik serta tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran yang akan menurunkan citra polwan maupun Polri,” cetus wanita yang gemar bernyanyi ini.(tr-04/kai/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setiap Bulan Pengemis Kirim Rp 2 Juta ke Kampung
Redaktur : Tim Redaksi