jpnn.com, LOMBOK TENGAH - Mandalika adalah kawasan wisata seluas 20.035 hektare di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Sejak tahun 2017, Mandalika resmi menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata.
BACA JUGA: 7 Keunikan di Desa Adat Dekat Sirkuit Mandalika, Nomor 5 Bikin Geleng Kepala
Nama Mandalika berasal dari seorang putri dalam cerita rakyat yang terkait dengan perayaan Bau Nyale di Lombok.
Alkisah di sebuah kerajaan bernama Tonjang Beru, hiduplah putri Mandalika. Parasnya jelita.
BACA JUGA: Jadwal Lengkap MotoGP Indonesia 2022, Marquez Berharap Ini Besok
"Lebih cantik dari artis ibu kota Raisa," kata warga Mataram Sony Setiawan, yang menemani Tim Suzuki Jakarta selama di Lombok.
Sony merupakan pria yang kenal sejarah dan cerita rakyat kampungnya.
BACA JUGA: Sukseskan MotoGP Indonesia, PLN Sediakan Listrik Berkualitas dan Andal
Dia makin memperdalam pengetahuannya itu setelah menekuni profesi sebagai pemandu wisata di Lombok.
"Saya banyak belajar dari senior-senior di sini. Dahulu jadi asisten, setelah itu mendapat kepercayaan menjadi pemandu," katanya.
Sony mengatakan Mandalika merupakan cerita rakyat, dari mulut ke mulut, dan akhirnya menjadi sebuah kebanggaan buat masyarakat Lombok.
Putri Mandalika dan Kerajaan Tonjang Beru berasal dari legenda suku Sasak.
Saat kecantikan Mandalika makin tersiar, banyak pangeran yang pengin meminang.
Namun, Mandalika tak ingin jadi rebutan dan membuat perpecahan di antara para pangeran yang datang melamar.
Mandalika pun bersemadi meminta petunjuk. "Putri Mandalika mengumpulkan para pangeran yang menyukainya di Bukit Seger untuk memberi tahu keputusan yang dia ambil," kata Sony.
Konon saat itu semua orang yang berkumpul pengin mendengar keputusan Mandalika.
Namun, Mandalika tak bicara, berlari dan terjun ke Pantai Seger. Tubuhnya menghilang terbawa ombak.
"Beberapa orang ikut terjun pengin menyelamatkan Mandalika, tetapi sang putri menghilang. Di tempat itu muncul cacing berwarna yang hingga kini diyakini merupakan jelmaan dari Putri Mandalika," tutur Sony.
Legenda Putri Mandalika masih dipercaya masyarakat Lombok, terbukti dengan upacara Bau Nyale yang selalu diadakan setiap tahun (akhir Februari, atau awal Maret).
"Bau Nyale merupakan ritual mencari cacing laut yang diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika," kata Sony.
Mandalika kini disematkan juga menjadi nama sirkuit, medan perang untuk para pembalap MotoGP di MotoGP Indonesia.
Putri Mandalika dahulu tak ingin ada perpecahan, kini Sirkuit Mandalika membuat warga Nusa Tenggara Barat bersatu mengharumkan daerahnya.
"Bagi masyarakat Lombok, MotoGP Indonesia ini ibarat pesta rakyat," ujar Sony.
"Masyarakat Lombok antusias menyambut balapan motor dunia ini. Kami bangga," imbuhnya. (adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek