Kisah Remaja Penderita Sindrom Manusia Serigala, Diejek dengan Sebutan Hantu & Kera

Minggu, 20 November 2022 – 08:28 WIB
Remaja India bernama Lalit Patidar (17) yang menderita hipertrikosis atau sindrom manusia serigala. Warga negara bagian Madhya Pradesh ini bercita-cita menjadi YouTuber. Foto: dokumentasi Lilit Patidar untuk Media Drum World

jpnn.com - Seorang remaja di India bernama Lalit Patidar menderita kelainan bernama hipertrikosis atau sindrom manusia serigala.

Remaja berusia 17 tahun warga Nandleta di negara bagian Madhya Pradesh itu memiliki rambut yang tumbuh lebat di sekujur tubuh, bahkan sampai menutupi wajahnya.

BACA JUGA: Aneh tetapi Nyata, Kobra Menggigit Bocah Malah Mati Digigit Balik

Sindrom itu membuat Patidar mengalami hidup yang tak menyenangkan. "Saat saya masih belia, orang-orang melempari saya dengan batu," katanya kepada Media Drum World.

Teman-teman Patidar juga merundungnya dengan menyebutnya serigala.

BACA JUGA: Ibu Pemberani Berdarah-darah demi Selamatkan Bayinya dari Harimau

"Anak-anak khawatir bahwa saya akan menggigit mereka," tuturnya.

Penyakit yang mendera Patidar itu benar-benar langka. Sejak Abad Pertengahan, hanya sekitar 50 orang yang menderita hipertrikosis.

BACA JUGA: Waspada, Penyakit Langka Mengintai Anak-anak

Patidar sudah mengalami sindrom manusia serigala itu sepanjang hidupnya. "Orang tua saya mengatakan dokter mencukur saya saat saya saya lahir," katanya.

Namun, Patidar tidak menyadari sindrom yang menderanya itu sampai usianya menginjak 6-7 tahun.

"Itulah saat ketika saya pertama kali memperhatikan rambut yang tumbuh di sekujur tubuh saya tidak seperti orang lain," ucapnya.

Seiring waktu berjalan, Patidar menyadari kelainan pada tubuhnya. Teman-temannya di sekolah juga sering mengganggunya, bahkan ada yang menyebutnya monyet.

Patidar juga sering diejek dengan sebutan hantu. "Mereka mengira saya semacam makhluk halus, tetapi saya bukan seperti hal-hal itu," tuturnya.

Namun, perundungan dan ejekan tidak membuat Patidar minder. Dia tetap percaya diri dengan kondisinya.

"Saya berbeda dari manusia lain dalam hal yang baik, saya unik," kata remaja yang masih duduk di sekolah menengah atas itu.

Akhirnya keluarga maupun teman-teman Patidar juga mendukungnya. "Perlahan semua orang di keluarga saya mulai merasa lazim soal ini dan teman-teman saya juga banyak menyemangati saya," katanya.

Patidar pun rajin bergaul. Kini, dia menjalani kehidupan bahagia dan bercita-cita menjadi YouTuber.

"Saya tidak boleh menyerah, menjalani hidup sepenuhnya. Saya selalu ingin maju dan bahagia," ujarnya.

Menurut National Library of Medicine atau Perpustakaan Ilmu Kedokteran Nasional di Amerika Serikat (AS), terdapat dua jenis hipertrikosis.

Jenis pertama ialah hipertrikosis umum yang penderitanya mengalami pertumbuhan rambut di sekujur tubuh dan wajah.

Adapun jenis kedua ialah hipertrikosis lokal. Penderitanya mengalami pertumbuhan rambut pada bagian tubuh tertentu saja.

Hipertrikosis bisa terjadi pada saat seseorang dilahirkan atau ketika beranjak dewasa. Hingga saat ini belum ada obat untuk sindrom langka itu.

Patidar juga bukan orang pertama yang terkenal karena menderita hipertrikosis.

Pada abad ke-19 terdapat wanita Meksiko bernama Julia Pastrana. Pada saat itu Julia yang juga menderita hipertrikosis diberi julukan 'wanita beruang' dan hidup sebagai pemain sirkus.(NY Post/JPNN.com)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler