Kisah Romansa Nunu dan Gina, Bonus PNS Paling Prestisius

Kamis, 27 September 2018 – 00:06 WIB
Tim pencak silat Indonesia: Nunu Nugraha, Asep Yuldan Sani, dan Anggi Faisal Mubarok. FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

jpnn.com - Riuh rendah suara suporter di padepokan pencak silat itu masih terekam benar di benak Nunu Nugraha. Ketika dia bersama Anggi Faisal Mubarok dan Asep Yuldan Sani memenangi nomor seni beregu putra ajang Asian Games 2018.

”Dukungan masyarakat yang datang menjadi motivasi saya meraih medali saat itu,” ungkapnya.

BACA JUGA: Peraih Emas AG 2018 Terancam Absen di Kejuaraan Dunia Silat

Prestasi tersebut tidak muncul begitu saja. Tim seni beregu putra Indonesia itu tak terpisahkan sejak 2015. Mereka tergabung dalam kontingen Jawa Barat (Jabar) di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 Jabar. Saat itu trio Nunu, Anggi, dan Asep mampu menjadi yang terbaik.

Sejak saat itu mereka dipanggil masuk pemusatan latihan nasional. Setahun berselang, mereka unjuk gigi di SEA Games 2017 Malaysia. Lagi-lagi, gerak jurus ketiganya mampu memukau para juri.

BACA JUGA: Asian Games Kelar, Danone Aqua Terus Sebar Semangat Kebaikan

Tegas, tepat, dan cepat. Praktis, medali emas berada di genggaman mereka. ”Bersyukur bisa juara. Semua ini merupakan hasil kerja keras selama tiga tahun terakhir,” kata Nunu.

Raihan pria 29 tahun tersebut memantik motivasi pesilat putri Merah Putih Gina Tri Lestari yang tergabung dalam tim beregu putri. Ya, Gina adalah istri Nunu. Dia ingin mengikuti jejak suaminya mempersembahkan emas bagi Indonesia.

BACA JUGA: Percaya atau Tidak, Sukses Asian Games Masuk Agenda Nawacita

Ambisi Gina benar-benar terwujud. Perempuan 23 tahun itu menyabet emas bersama Pramudita Yuristya dan Lutfi Nurhasanah. ”Dia (Nunu, Red) penyemangat terbaik. Selalu meyakinkan saya bahwa saya pasti bisa,” ujarnya.

Nunu dan Gina bertemu di pemusatan latihan daerah Jabar. Sejak saat itu mereka berkenalan hingga akhirnya serius memutuskan naik ke pelaminan. Kisah romansa keduanya bukan isapan jempol belaka, tapi juga diiringi prestasi.

Sebelumnya, ketika Nunu juara di PON 2016, Gina juga ikut-ikutan meraih juara. Namun, lain cerita saat di pesta olahraga Asia Tenggara tahun lalu. Gina tidak manggung lantaran nomor seni putri tidak dipertandingkan.

Sukses mempersembahkan emas di Asian Games, Nunu dan Gina diganjar bonus. Keduanya masing-masing mendapat uang tunai Rp 700 juta. Jika digabung, total senilai Rp 1,4 miliar.

Uang sebanyak itu digunakan Nunu untuk membayar zakat. Kemudian, keluarga harus merasakan rezeki tersebut. ”Sisanya insya Allah untuk mendaftar haji dan investasi,” ujar pesilat asal Garut itu.

Bukan hanya itu, keduanya sudah dinanti bonus menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Bonus tersebut tentu yang paling prestisius. Sebab, usia emas atlet tidak panjang dan butuh kejelasan di masa depan.

Selain itu, dengan menyandang status juara Asia, keduanya mampu mengangkat derajat keluarga yang berada di kampung. Nunu dan Gina merasa gelar tersebut tidak hanya meningkatkan kualitas hidup keluarganya secara materi. Tapi juga secara moral.

”Senang bisa membanggakan nama orang tua,” ucap Gina. ”Ya, masyarakat desa saya di Garut juga merasa senang. Tak hanya itu, juga memopulerkan pencak silat supaya muncul talenta muda,” tutur Nunu. (han/c9/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanifan Yudani Kusumah Tidak Memaksa Tunangannya


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler