Kisah Tentang Bos-Bos Penyuka Sesama yang Bikin Arisan Brondong

Senin, 07 Maret 2016 – 08:17 WIB
Ilustrasi Donjuan: RADAR SURABAYA

jpnn.com - SURABAYA - Arisan masa kini tak melulu dengan uang atau emas permata. Brondong-brondong ganteng kuliahan pun bisa menjadi koin arisan. Di Surabaya, arisan seperti ini juga diikuti oleh bos-bos yang masuk golongan gay.

Berdasarkan penelusuran Radar Surabaya (Jawa Pos Group), komunitas gay bos-bos ini berbeda dengan komunitas gay lainnya. Penampilannya sungguh parlente dan tidak sama sekali menunjukkan ciri-ciri gay-nya. 

BACA JUGA: Apes! Belum Tuntas Nikmati Sabu, Pria Ini Keburu Ditangkap

Bahkan di antara mereka punya istri dan juga karier yang cukup moncer. Ada yang memiliki perusahaan besar, menjadi bos di salah satu kedutaan ternama, polisi, PNS dan lain sebagainya.

Pertemuannya pun cukup eksklusif. Tidak pernah mereka memilih mal-mal atau pusat keramaian yang membuat kepala pusing. Tak pernah tanggung-tanggung, mereka memilih berjumpa di hotel ternama. Pesertanya pun tak hanya dari Surabaya, tapi dari kota atau daerah lain.

BACA JUGA: Mistis GMT: Dari Sembunyi di Kolong Ranjang, Sampai Memukul Panci

Enam bulan sekali mereka jalan-jalan ke luar negeri.

“Jumlah orangnya sedikit, cuma 11 orang,” kata salah satu anggotanya sebut Donjuan, 43 di sela-sela pembagian harta waris di salah satu kantor pengacara depan Pengadilan Agama (PA), Klas 1A Surabaya, Kamis (3/3).

BACA JUGA: Yang Mau Lihat Gerhana, Baca Ini Dulu

Kehadiran Donjuan di PA saat itu untuk mengurus warisan orang tua dan keempat saudaranya. Karena kesibukannya, dia menyerahkan kepengurusan warisan tersebut ke pengacara itu. 

Awalnya, Donjuan tak mengungkapkan bila dirinya termasuk golongan kaum yang lagi dibicarakan saat ini. Dia hanya mengungkap bila temannya banyak dan kaya-kaya. 

Donjuan juga hidup sendirian setelah istrinya empat tahun lalu meninggal karena terkena kanker payudara. Kini, dia hanya hidup berdua dengan dua anaknya. Dia belum menikah lagi karena kedua anaknya belum mau ayahnya menikah.

Sebagai pria yang masih memiliki hasrat naluri bercinta, Donjuan tak memungkiri bila dirinya masih tertarik dengan wanita. Namun, Donjuan tidak pernah bisa melakukan hubungan cinta dengan wanita karena selalu dihantui oleh istrinya. Tiap kali berpacaran dengan wanita, istrinya hadir dalam mimpi. “Saya sangat mencintai almarhum,” jelasnya.

Akhirnya dia memiliki perubahan orientasi seksual kala dia bertemu dengan rekan bisnisnya. Dia dikenalkan dengan komunitas gay  dengan dalih bisnis. Maklum, sebagai pebisnis properti dan juga minyak dibutuhkan networking dari berbagai kalangan. Mayoritas pengusaha dalam komunitas itu  merupakan orang terpandang di Indonesia.

“Awalnya sih memang buat bisnis, tapi karena ada salah satu yang gay. Kami semuanya tertular,” kata Donjuan.

Awalnya, Donjuan sempat menolak kehidupan komunitasnya itu. Namun, lambat laun dia mulai menikmati. Apalagi, Donjuan mulai berpikir kalau berhubungan seks dengan sesama jenis lebih aman. 

Tidak membuat lawannya hamil maupun terkena penyakit menular lainnya. “Kami bisa bertukar pasangan. Terserah main sama siapa,” tandasnya. 

Munculnya ide brondong yakni dari salah satu anggota komunitas yang menginginkan suasana pertemuan lebih berharga dan ramai. “Kalau brondong kan anaknya seru. Kami  mau seru agak sulit karena sudah tua,” kata Donjuan yang mengakui kalau arisan brondong  sudah dilakukan sejak tahun 2013 silam. (umi hany/no)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suami Istri Ditodong Pistol, Kawanan Perampok Sikat 11 Ekor Sapi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler