jpnn.com, JAKARTA - Prabowo Subianto menceritakan sebuah hal tragis yang ia pernah temukan saat menjadi prajurit ABRI. Dalam bukunya yang berjudul “Kepemimpinan Militer” Prabowo mengaku menemukan korupsi yang paling banyak saat itu adalah dari dapur.
Prabowo mencatat dalam bukunya bahwa sempat ada istilah “daging silet” di ABRI (TNI). Daging itu adalah daging satu kilogram yang dibagi untuk 16 orang.
BACA JUGA: Pak Prabowo Risih Disebut Menteri Paling Baik
Hal ini ia temukan saat mengecek detail dapur dan perlengkapan anak buah.
“Karena daging setipis silet. Tragis,” tulis Prabowo.
BACA JUGA: Prabowo Dorong Kurikulum Sains Pertahanan, Jakarta Defence Soroti Begini
Selain itu, hal tragis lain yang pernah ia temukan saat itu adalah pakaian dalam prajurit yang warnanya sudah berubah menjadi cokelat dari yang sebelumnya berwarna putih saking sudah usangnya.
Prabowo bercerita bahwa hal tersebut ia temukan saat mengecek dapur dan perlengkapan anak buahnya, yang kemudian ia jadikan sebagai sebuah kebiasaan.
BACA JUGA: Bali Patut Berbangga, Koster Diganjar Pin Emas Jenderal Listyo Prabowo, Ternyata Karena Ini
Kebiasaan tersebut dipelajarinya dari Letjen TNI (Purn.) Himawan Soetanto. Menurut Prabowo, Himawan adalah sosok komandan yang dekat dengan anak buah dan rutin mengecek kondisi anak buah.
“Dari Pak Himawan Soetanto tersebutlah, saya mempunyai kebiasaan mengecek detail dapur dan perlengkapan anak buah,” kata Prabowo dalam bukunya.
Sementara itu, jurnalis Pertahanan dan Keamanan Harian Kompas, Edna C Pattisina menyebut kejadian itu cukup menarik, sebab membuatnya paham tentang buruknya manajerial pangan di institusi militer.
"Ini menarik karena lewat (peliputan) pertahanan, saya enggak tahu tentang daging silet ini (jika tidak membaca buku Prabowo)," katanya dalam diskusi daring bertajuk "Cerita Prabowo tentang Jenderal Orde Baru dan Emak-emak", Jumat (13/8) malam.
Prabowo, sambung Edna, juga dibuat geram dengan kejadian tersebut. Dia mengungkapkan, Prabowo menyebut kejadian itu sebagai sesuatu yang "ironis".
Menurut Edna, kegeraman Prabowo itu semata-mata karena kecintaannya kepada TNI. Kecintaan yang sudah tertanam sejak mantan Danjen Kopassus itu tiba di Tanah Air.
Edna menceritakan, bagaimana Prabowo memutuskan masuk Akademi Militer (Akmil) tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Padahal ayahnya, begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo, sudah merencanakannya sekolah di Amerika Serikat usai mengenyam pendidikan di Eropa.
"Ketika dia balik ke Indonesia, bapaknya siapin sekolah di AS, (tapi) dia 'hilang', kan. Pas ditelepon muncul di Magelang (Akmil)," ungkapnya.
Prabowo diketahui mengenyam pendidikan menengah di di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia; Zurich International School di Zurich, Swiss; dan The American School di London, Inggris. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil