jpnn.com, JAKARTA - Kelompok kajian masalah pertahanan dan wacana-wacana strategis Jakarta Defence Studies menyoroti langkah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Mereka menyoroti langkah Prabowo mendorong kurikulum sains pertahanan di Indonesia.
BACA JUGA: Dua Kapal Perang Siaga Penuh di Laut Arafuru, Misinya Sangat Jelas!
"Saya senang Pak Prabowo fokus kepada kurikulum sains pertahanan untuk sarjana di Universitas Pertahanan," kata Co Founder Jakarta Defence Studies Edna Caroline kepada wartawan di Jakarta, Kamis (12/8).
Kendati demikian, dia menilai hal itu saja belum cukup. Sebab, Indonesia membutuhkan pendekatan yang lebih luas.
BACA JUGA: Mantap! Kasus COVID-19 Turun Hingga 56,9 Persen Selama PPKM
Sebagaimana diketahui, Universitas Pertahanan saat ini memiliki program studi Kedokteran Militer, Farmasi Militer, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Militer dan Fakultas Teknik Militer yang dibuka pada 2020.
Program-program itu dibuka guna menyiapkan sumber daya manusia pertahanan negara serta merespons ancaman dan perang di masa depan, termasuk ancaman biologi.
BACA JUGA: Data Kematian Akibat COVID-19 Simpang siur, Yusril Ingatkan Pemerintah!
Edna Caroline mengatakan adanya kurikulum sains pertahanan penting untuk masa depan pertahanan negara.
Namun, pemerintah selama ini masih terlihat enggan berinvestasi dalam bidang sumber daya manusia pertahanan negara.
Edna mengakui investasi di sektor sumber daya manusia memang memakan waktu yang cukup lama.
Tiongkok misalnya, membutuhkan sekitar 50 tahun untuk membangun kualitas sumber daya manusia di sektor pertahanan yang mumpuni.
"Kita butuh kerja sama tentang pendidikan. Negara atau produsen yang bisa membagikan ilmu teknologi pertahanan. Jadi memang butuh pendekatan yang lebih komprehensif," ujar dia.
Menhan Prabowo Subianto pada April 2020 lalu meminta Rektor Universitas Pertahanan Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian membuka kurikulum sains pertahanan.
Tujuannya, guna menghasilkan para perwira Korps Kesehatan TNI yang cakap melaksanakan operasi militer, termasuk menghadapi wabah penyakit seperti COVID-19.
"Perlu mencetak kader terbaik yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Apalagi, sekarang terjadi pandemi. Kita berupaya keras menguasai ilmu di bidang kedokteran," kata Prabowo.
Harapannya, semakin banyak sarjana di bidang farmasi dan kedokteran yang nantinya bisa memproduksi obat di dalam negeri sehingga tidak bergantung kepada negara lain.(Antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang