Kisah Unik OSO dan Tjapto di Rakernas Sapma Pemuda Pancasila

Kamis, 28 September 2017 – 21:22 WIB
Ketua DPD Oesman Sapta Odang (kiri), Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Cucu Somantri dan Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila berbincang hangat di sela-sela Rakernas Sapma PP, di Pekanbaru, Riau, Kamis (29/9). Foto: Boy/JPNN.com

jpnn.com, PEKANBARU - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Oesman Sapta Odang dan Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila (PP) Japto Soelistyo Soerjosoemarno saling mengenang kebersamaan mereka saat masih muda.

Japto memulai duluan mengenang tingkah OSO saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiwa (Sapma) PP di Riau, Kamis (29/9). Japto mengaku dirinya dan Oso merupakan sahabat lama.

BACA JUGA: Ketua DPD RI Beri Pemahaman Kepada Sapma Pemuda Pancasila

"Yang terhormat Ketua DPD Oesman Sapta Odang, dipanggil OSO. Sahabat saya, dari sama-sama gembel dulu," kata Japto.

Persahabatan itu terus terjalin hingga keduanya kini meraih kesuksesan di bidang masing-masing. "Kami ini sudah bersahabat puluhan tahun," katanya.

BACA JUGA: OSO: Sapma Harus Bisa Membawa Generasi Muda Bangkit

OSO saat giliran didaulat memberi sambutan dan membuka Rakernas juga mengingat kisah bersama Japto di masa kecil.

"Japto ini teman saya dari kecil, sama-sama preman. Bukan preman penjahat, bukan,” kata Oso disambut tepuk tangan hadirin termasuk Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Cucu Somantri.

BACA JUGA: DPD RI Dorong Pembahasan RUU Ketahanan Keluarga

Oso kemudian melanjutkan ucapan dengan memberi wejangan kepada Sapma PP. Di tengah sambutan, Oso kembali mengenang masa mudanya bersama Japto.

"Saya dulu waktu zaman semuda Anda ini, saya ngumpul sama Japto. Dulu Japto anak baik, tidak nakal, seperti saya jugalah kalau dipanggil oleh orang tua selalu nurut,” kata Oso disambut tawa lagi.

Oso lantas bercerita salah satu kenakalan Japto di masa sekolah. Saat masih SMP, kata Oso, Tjapto kalau pulang liburan ke luar negeri selalu membawa cokelat. Nah, cokelat itu dibagi-bagikan kepada teman-teman di sekolahnya.

"Namanya anak-anak dikasih cokelat suka saja. Tahu-tahunya gara-gara cokelat itu teman-temannya diare semua. Ini dikerjain Tjapto,” kata Oso lagi.

Namun, kata Oso, anak nakal biasanya cerdas. "Contohnya saya," ungkap Oso kembali disambut tawa.

Dia menegaskan, anak cerdas tidak gampang diintervensi. Anak cerdas tidak gampang dipengaruhi narkoba. "Hanya orang bodoh yang mau dipengaruhi narkoba," tegasnya.

Sebagai orang tua, OSO berpesan kepada kader Sapma untuk tidak terlibat narkoba. Dia meyakini, sejauh ini kader Sapma tidak ada yang terlibat narkoba.

“Kalau ada yang terlibat narkoba, bertobatlah, sudah selesai itu narkoba-narkobaaan," jelasnya.

Dia mengatakan, maraknya penggunaan narkoba tidak terlepas dari intervensi oknum asing yang ingin generasi Indonesia bodoh, tidak mau berpikir Pancasila dan tak menghormati orang tua.

"Percayalah orang tua malu kalau melihat anaknya kena narkoba. Kemudian, bisa datang orang memeras menakut-nakuti nanti akan disebarluaskan kalau anaknya kena narkoba," katanya.

"Itu jahatnya narkoba. Syukur alhamdulillah kalian tidak terlibat narkoba," imbuh senator dan pengusaha asal Kalimantan Barat yang memulai karier sebagai pedangan rokok asongan itu. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Puluhan Warga Lampung Mengadu ke BAP DPD RI


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
adv_dpd  

Terpopuler