Kisah Yulianti Bangun Queen Jek, Tergiur Penghasilan Tukang Ojek

Senin, 22 Agustus 2016 – 01:17 WIB
Hadir pertama kali di Bontang sebagai salah satu alternatif jasa berkendara, Queen Jek, ojek online perempuan yang digeluti Yuliani Thamrin mulai digemari masyarakat khususnya kaum hawa. Foto: Bontang Post

jpnn.com - BONTANG – Satu lagi ojek berbasis aplikasi muncul di Indonesia. Namanya Queen Jek. Namun, ojek yang dibangun Yuliani Thamrin itu hanya tersedia di Bontang, Kalimantan Timur.

Sama seperti ojek aplikasi lain, Queen Jek juga menawarkan berbagai kemudahan. Konsumen hanya perlu menggunakan ponsel pintar untuk memesannya. Bedanya, ojek ini khusus untuk wanita.

BACA JUGA: Daerah Ini Punya Hot Spot Kebakaran Hutan Terbanyak se-Indonesia

Adapun jam operasional ojek online ini, yakni 06.00-19.00 Wita. Yuliani mengatakan, awal munculnya usaha ini karena melihat teman dari sang kakak yang bekerja sebagai tukang ojek pangkalan mengantar penumpang dari Lhoktuan ke Tanjung Laut.

Penghasilan sang kakak ternyata lumayan. Dia pun tercetus untuk mencoba usaha tersebut.

BACA JUGA: Percepat Poros Maritim, Susi: Natuna Titik Spot yang Luar Biasa

“Usaha ini saya mulai tepat akhir Juli lalu, sekitar tanggal 30. Karena cukup menjanjikan, sekali ngantar saja sudah cukup lumayan dapatnya. Seperti teman kakak saya dari Lhoktuan saja ke Tanjung Laut bisa dapat Rp 50 ribu sekali ngantar, tertariklah saya mencoba usaha ini,” ujarnya, Jumat (19/8) kemarin.

Yuli menjelaskan, nama Queen Jek sendiri didapatkan dari sering membuka aplikasi di Google. Dari situ ia menyukai beberapa nama, seperti Lady Jek, Women Jek, Queen Jek  dan Female Jek.

BACA JUGA: Top, ABG Anak Penjual Bakso Ini Jago Berpidato Bahasa Inggris

Namun ia tertarik ingin memberi nama Lady Jek karena  sudah ada yang patenkan di daerah Pulau Jawa. Akhirnya nama tersebut tidak jadi ia gunakan. Akhirnya ia meminta pendapat dari sahabatnya.

Ternyata  banyak yang memilih nama Queen Jek dengan alasan mudah diingat. “Bukan hanya sahabat-sahabat saya yang mendukung usaha saya sekarang ini, suami saya pun juga sangat mendukung usaha ini,” ungkapnya.

Dia menambahkan, untuk tarif yang digunakan saat ini, biaya jemput sebesar Rp 5 ribu. Tarif antarnya Rp 3 ribu per kilometer.  Jadi kadang sehari bisa mendapatkan lima penumpang.

Bila dinominalkan sebesar Rp 60 ribu. Kemudian ia mempunyai langganan penumpang dua orang, dibayarnya pun per minggu. Sebab, bila per bulan ia keluhkan terlalu lama karena melihat biaya bensin, dan ongkos service motor.

Queen Jek baru beranggotakan dua orang. Itu pun  yang  satu masih belum terlalu aktif karena masih bekerja sebagai kontraktor. Namun tidak jarang  juga mendapat orderan ketika waktu ia beristirahat ketika bekerja.

“Sudah banyak yang menawari saya untuk membuat usaha ini lebih berkembang. Saya pun memiliki rencana, nantinya di setiap lokasi wilayah ada anggota Queen Jek. Bila ada orderan  dari wilayah tersebut, driver Queen Jek yang berlokasi di wilayah itulah yang nantinya akan mengantar. Untuk keuntungan atau pembayarannya, tentunya dengan sistem bagi hasil, karena saya yang akan koordinir,” tukasnya. (veri sakal/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beginilah Kronologis Pompong Karam di Tanjungpinang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler