Kisruh Bantuan di Masa Pandemi, Bentrok Rakyat vs Polisi, 6 Tewas

Minggu, 10 Mei 2020 – 12:56 WIB
Seorang petugas kesehatan memeriksa suhu tubuh tahanan di sebuah penjara provinsi di Distrik Dushi, Baghlan, Afghanistan, Senin (30/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Xinhua/Elaha Sahel/pras.

jpnn.com, KABUL - Terjadi bentrokan antara rakyat Afghanistan dengan polisi di Provinsi Ghor, Sabtu (9/5).

Menurut pejabat di sana, para pemrotes marah karena menganggap pembagian bantuan makanan selama pandemi COVID-19, sangat tidak adil.

BACA JUGA: 37 Daerah di Jatim Zona Merah, Hanya Satu Saja yang Bersih

Empat warga sipil dan dua petugas polisi tewas dalam insiden tersebut, menurut juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Arian.

"Tim dari Kabul akan diterjunkan untuk menyelidiki insiden hari ini secara komprehensif," katanya.

BACA JUGA: Aa Gym Mengomentari Kelakuan Ferdian Paleka, Begini Kalimatnya

Ia menambahkan bahwa sepuluh petugas polisi dan sembilan warga sipil terluka.

Anggota parlemen asal Ghor, Gulzaman Nayeb, mengatakan bahwa tujuh orang tewas dan belasan orang lainnya mengalami luka akibat bentrokan, yang dipicu oleh ketidakpuasan soal pembagian bantuan yang diduga menguntungkan orang-orang dengan koneksi politik.

BACA JUGA: Data dari Singaraja Bikin Gembira, Cepat Sekali

Polisi melepaskan tembakan, setelah sekitar 300 pemrotes melempar batu.

Massa berupaya menerobos kediaman gubernur, kata juru bicara gubernur Provinsi Ghor, Mohammad Arif Aber.

Menurutnya, dua orang tewas dan lima lainnya terluka. Ia membantah bantuan tersebut dibagikan secara tak merata.

Salah satu korban tewas adalah Ahmad Naveed Khan, relawan penyiar radio yang sedang duduk di dekat toko miliknya dan terkena peluru di bagian kepala, menurut Direktur Eksekutif Pusat Jurnalis Afghanistan, Ahmad Quraishi.

Komisi HAM Independen Afghanistan (AIHRC) sedang menyelidiki "laporan mengerikan tentang polisi yang menembaki demonstran," kata ketua Shaharzad Akbar di Twitter.

Kelompok Amnesty International juga menyerukan penyelidikan independen terhadap penggunaan kekuatan oleh polisi.

Pemerintah sedang membagikan bantuan makanan di seluruh wilayah saat pembatasan yang diberlakukan akibat pandemi COVID-19 menyebabkan banyak kehilangan pekerjaan dan kenaikan harga sembako.

Akbar mengatakan kepada Reuters pekan ini bahwa komisi tersebut dibanjiri aduan masyarakat, yang mengatakan bantuan dibagikan secara tak adil.

"Kami banyak mendengar komplain dari masyarakat bahwa orang-orang yang menerima bantuan terbatas adalah orang-orang yang sangat tidak layak untuk mendapatkannya, mereka memiliki koneksi dengan otoritas setempat atau pejabat setempat," katanya.

Hingga kini, Afghanistan telah melaporkan 4.033 kasus COVID-19 dengan 115 kematian. (Reuters/antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler