"Kalau Foke -sapaan akrab Fauzi Bowo- mau menggugat, sangat mungkin. Karena, memang proses Pilkada yang lalu menunjukkan bahwa banyak sekali masalah yang memungkinkan gugatan dilakukan. Misalnya saja soal DPT. Bahkan soal itu sudah ada putusan DKPP terhadap ketua KPU DKI Jakarta," kata Jeirry kepada JPNN di Jakarta, Rabu (03/10).
Namun kata Jeirry, tidak hanya persoalan DPT yang harus disiapkan jadi bahan dan bukti yang kuat untuk bisa mempengaruhi hasil yang sudah ditetapkan KPU DKI, tapi juga adanya pelanggaran seperti politik uang dan kampanye hitam.
"Tapi saya kira, lebih baik bagi Foke tidak melakukan gugatan. Dan saya melihat memang tak ada tanda-tanda dari kubu Foke untuk melakukan gugatan, meskipun potensi gugatan itu ada," ucapnya.
Jeirry mengatakan Foke akan mendapatkan simpati yang baik dari publik Jakarta jika tak mengugat hasil Pilkada DKI. Selain mendapatkan simpati kata dia, karir politik Foke tetap bisa terjaga. "Masih terbuka kemungkinan bagi Foke untuk maju dalam Pilkada berikutnya. Apalagi jika kemudian kinerja pemerintahan Jokowi tak mampu memenuhi ekspektasi publik Jakarta yang sangat tinggi," katanya.
Ia pun menyarankan Foke agar niat untuk menggugat hasil Pilkada DKI lebih dibatalkan. Yang perlu dilakukan Foke selaku gubernur DKI adalah mempersiapkan pelantikan bagi gubernur terpilih. "Mempersiapkan pelantikan sebaiknya-baiknya adalah sikap yang tepat untuk meninggalkan kesan yang manis di hati publik Jakarta di akhir pengabdiannya," pungkasnya. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribut Tambang Emas, Komisi VII DPR Segera Bergerak
Redaktur : Tim Redaksi