jpnn.com - jpnn.com -Pertemuan Donald Trump dengan media pada Rabu (11/1) waktu setempat heboh. Presiden terpilih Amerika Serikat itu terlibat saling tuding dan berteriak-teriak. 'Meriah'.
Jumpa pers perdana Trump sejak terpilih ini diawali paparan singkat juru bicaranya tentang isu panas hubungan Kremlin (Rusia) dengan Trump.
BACA JUGA: So Sweet Obama...
Tidak seperti jumpa pers sebelumnya yang diadakan sekitar enam bulan lalu, kali ini Trump membuka sesi tanya jawab. Sesuai dengan prediksi, sebagian besar media memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengonfirmasikan memo golden shower yang menghebohkan publik AS sejak awal pekan.
Sebagaimana yang diungkapkannya di Twitter, Trump menegaskan bahwa kabar itu tidak benar. ’’Menurut saya, itu memalukan. Memalukan karena badan intelijen negara membiarkan informasi yang tidak benar dan palsu seperti itu beredar di ranah publik. Itu tidak layak. Itu seperti hal yang dilakukan Nazi Jerman,’’ katanya dalam jumpa pers yang tidak dihadiri Melania Knauss tersebut. Sebelumnya, dia menuliskan hal yang sama lewat akun Twitter-nya.
BACA JUGA: Ini Pesan Khusus Obama Untuk Trump
Terkait dengan pemberitaan media tentang memo golden shower itu, secara khusus, Trump menyebut BuzzFeed dan CNN sebagai dua media yang menggiring opini masyarakat untuk meyakini semua yang tertulis di memo tersebut benar. Dia lantas menyebut pengacaranya, Michael Cohen, sebagai pihak yang akan berhubungan lebih lanjut dengan media-media yang mendiskreditkannya.
Setelah berkata demikian, dia kembali mempersilakan para wartawan mengajukan pertanyaan. Tetapi, ketika wartawan yang muncul adalah Jim Acosta dari CNN, Trump merengut. ’’Bukan Anda,’’ serunya seraya mengalihkan pandangannya dari Acosta.
BACA JUGA: Air Mata dari Legenda Hollywood buat Donald Trump
Dia lantas memberikan kesempatan kepada wartawan lain. ’’Apakah Anda tidak mau memberikan kesempatan kepada kami?’’ potong Acosta. Trump pun berang. ’’Media Anda payah,’’ ucap Trump kepada Acosta dengan nada tinggi.
Saat Acosta tetap berusaha mengajukan pertanyaan, tokoh 70 tahun itu marah. Dia menyuruh Acosta diam dan kemudian mempersilakan wartawan lain bertanya. Namun, sikap Trump tersebut tidak membuat Acosta menyerah. Dia terus-menerus minta diberi kesempatan bertanya. Dia juga minta Trump menjelaskan klaimnya tentang CNN yang payah.
Trump yang tetap tidak mau memberikan kesempatan kepada Acosta tambah marah. Dia meminta pria 46 tahun itu menghormati wartawan lain yang sedang mengajukan pertanyaan. ’’Tidak. Saya tidak akan memberikan kesempatan kepada Anda (untuk bertanya, Red). Saya tidak mengizinkan Anda bertanya. (Media) Anda adalah (penyebar) berita bohong,’’ tegasnya.
Adu mulut Trump dan Acosta itu lantas menjadi salah satu topik panas setelah jumpa pers. Beberapa media membela CNN dan menyebut Trump kekanak-kanakan dalam menyikapi media yang pemberitaannya tidak berpihak kepadanya.
Sebab, di awal jumpa pers, Sean Spicer yang didapuk sebagai jubir Trump juga memberikan keterangan salah tentang CNN. Spicer menyebut CNN menyebarluaskan berita tidak benar tentang memo Rusia tersebut.
Padahal, CNN tidak pernah membeberkan isi memo tersebut. Dalam pemberitaannya, media AS itu juga tidak pernah menyinggung sedikit pun tentang isi memo. Hanya BuzzFeed yang mengulas panjang lebar tentang memo dua lembar yang ditunjukkan kepada Trump dan Presiden Barack Obama pada akhir pekan lalu tersebut.
Pada Rabu lalu, Trump menjadikan skema bisnisnya sebagai agenda utama jumpa pers. Tetapi, tampaknya media jauh lebih tertarik pada desas-desus miring ayah Ivanka tersebut. Karena itu, pertanyaan tentang memo golden shower dan skandal peretasan data elektronik Komite Nasional Demokrat (DNC) mendominasi. Dalam kesempatan itu, untuk kali pertama, Trump mulai curiga ada campur tangan Rusia di balik peretasan.
Tentang skenario bisnisnya, Trump menegaskan, setelah pelantikan nanti, dirinya tidak lagi cawe-cawe urusan Trump Organization. Dia menyerahkan kerajaan bisnisnya kepada Donald Trump Jr dan Eric Trump. Selama menjadi penguasa Gedung Putih, dia berjanji tidak ada kesepakatan bisnis baru antara raksasa bisnisnya di seantero AS dan pihak asing.
Namun, penyerahan kekuasaan bisnis Trump kepada Don dan Eric itu tidak membuat Office of Government Ethics puas. Setelah jumpa pers tersebut, Walter Shaub yang menjabat direktur pada kantor pemerintah itu kecewa kepada Trump. Dia menganggap presiden ke-45 AS tersebut tidak sungguh-sungguh memisahkan diri dari bisnis. Hanya formalitas. Sebab, dia hanya menitipkan sementara bisnisnya kepada dua putranya.
’’Itu tidak sedikit pun mendekati standar baku seorang presiden. Dia harus benar-benar melepaskan bisnisnya. Dia sebaiknya memercayakan bisnisnya pada yayasan tertentu (blind trust) yang tidak akan memberikan laporan apa pun tentang perkembangan bisnisnya,’’ papar Shaub. Jika hanya memasrahkan bisnisnya kepada Don dan Eric, Trump bakal tetap berperan sebagai pembuat keputusan dan rutin menerima laporan. (afp/reuters/bbc/cnn/hep/c14/any/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Trump Sesumbar Bisa Jinakkan Rusia
Redaktur : Tim Redaksi