Kisruh Sampang juga Terkait Pilkada

Sabtu, 01 September 2012 – 19:05 WIB
JAKARTA--Intelektual muslim asal Madura, Zuhairi Misrawi menilai, peristiwa kekerasan di Sampang, Madura Jawa Timur, terdapat unsur politisasi. Menurutnya, masalah asmara dan keluarga hanya sebagian kecil penyebab dari peristiwa dari Simpang. Ada pihak tertentu yang menurutnya memanfaatkan perbedaan Sunni dan Syiah untuk memperkeruh suasana di Sampang.

"Dalam satu tahun terakhir terutama Radar Madura sudah memantau adanya gejala politisasi terhadap keyakinan di Madura. Padahal hubungan  Sunni dan Syiah baik di sana. Begitu juga Islam-Kristen sangat mesra. Namun 1,5 tahun terakhir ada gerakan sistematis yang tebarkan kebencian terhadap Syiah," ujar pria yang sering disapa Gus Mis di diskusi bertema "Kekerasan dan Komnas HAM" di Jakarta Pusat, Sabtu (1/9).

Menurutnya, kepentingan politisasi ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu jelang Pilkada di Madura. Ia mengaku tak tahu pihak mana yang sengaja mempolitisasi Syiah dan Sunni, tapi ia berharap hal tersebut tidak terjadi lagi.

"Saya yakin politisasi keyakinan ini berhubungan dengan Pilkada yang terjadi 2013 nanti. Apalagi negara juga absen untuk melindungi saat politisasi ini meletus menjadi peristiwa besar,"ujarnya.

Ia menyatakan polisi dan alim ulama di Sampang harus bahu membahu untuk menyelesaikan masalah di wilayah tersebut. Tidak bisa hanya saling melempar tanggungjawab. Pemerintah pun diminta memfasilitasi dialog agar kerusuhan yang sama tidak terjadi lagi karena diboncengi pihak-pihak yang berkepentingan.

"Orang Madura, paling takut hanya sama dua orang, ulama dan polisi. Jadi ini bisa digunakan untuk mencari solusi melalui dialog," pungkas Gus Mis. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaku Teror Solo Terkait Jaringan Teroris di Filipina

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler