"Ada hubungan dengan sebelumnya bagian jaringan yang ada di Filipina," ujar Anang.
Namun ia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai latarbelakang kelompok tersebut. Ia hanya menyebut satu di antara pelaku diduga pernah bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Pelaku yang diduga terkait adalah Farhan, yang telah tewas tertembak malam tadi. Ia diduga pernah ikut berlatih senjata di Sulawesi. Ia memiliki kemampuan menggunakan senjata laras pendek dan senjata laras panjang yang baik.
Dugaan sementara, Farhan adalah eksekutor pada penembakan di Pos Polisi di Mal Singosaren, Solo yang menewaskan Bripka Dwi Data pada 30 Agustus 2012. Apalagi saat penemuan senjata para pelaku malam tadi terdapat senjata yang bertuliskan buatan Filipina yang memperkuat dugaan tersebut. Namun, Anang menyatakan saat ini kepolisian masih terus melakukan penelusuran dan olah tempat kejadian perkara.
"Ini masih ada hubungannya dengan peristiwa pada 17-18 Agustus," sambungnya.
Seperti yang diketahui, malam tadi sekitar pukul 21.30 Wib terjadi baku tembak antara Detasemen Khusus 88 Antiteror dan pelaku yang diduga meneror polisi melalui penembakan dan pelemparan granat tiga kali berturut-turut. Peristiwa itu terjadi di Jalan Veteran Surakarta samping Lottemart. Satu polisi Bripda Suherman dan dua pelaku penembakan, Farhan dan Mukhsin tewas dalam aksi baku tembak tersebut. Anang sendiri mengaku belum mengetahui motif dari kelompok teror tersebut.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Selongsong Berlabel WCC
Redaktur : Tim Redaksi