Kita Akan Bangkitkan Garuda

Minggu, 21 Desember 2014 – 00:28 WIB

jpnn.com - PASCA-mundurnya Emirsyah Satar dari posisi direktur utama (dirut) Garuda Indonesia, pemerintah telah menunjuk pengganti. Nama yang dipilih untuk menjadi dirut di maskapai BUMN itu adalah Arif Wibowo.

Sebelumnya, Arif adalah dirut di Citilink, sebuah maskapai low cost carrier milik Garuda. Arif yang dinilai berpengalaman memajukan Citilink, diharapkan meneruskan kesuksesannya saat menangani Garuda yang menyandang sebagai maskapai flag carrier itu.

BACA JUGA: Kasihan Honorer Sudah Lama Mengabdi

Namun, Arif memang memiliki banyak pekerjaan rumah dengan jabatan barunya. Dengan aset sebesar USD 3,162 miliar tinggalan Emirsyah, Garuda juga menanggung banyak kerugian. Hingga kuartal ketiga 2014 saja, kerugian Garuda mencapai USD 219,54 juta atau hingga Rp 2,73 triliun (USD = Rp 12.500).

Arif pun ingin menekan kerugian itu. “Akan kita manage,” katanya kepada Yessy Artada dari JPNN.

BACA JUGA: Guru Jadi Kunci Penerapan Kurikulum

Lalu apa strategi yang akan diterapkan Arif selama memimpin Garuda Indonesia? Bagaimana dengan kerugian yang ditinggalkan Emir selama menjabat? Berikut petikan wawancara selengkapnya.

Bagaimana rasanya terpilih menjadi dirut Garuda?
Saya bangga. Ini tantangan yang begitu besar. Kita sudah biasa ditantang, karena ini bagian dari tugas yang sangat penting.

BACA JUGA: Saya Ingin Tarik Napas Dulu

Apa rencana jangka pendek yang akan Anda terapkan di Garuda Indonesia?
Saya tentu harus hati-hati, nggak boleh gegabah, apalagi untuk menangani (perusahaan, red) yang lebih besar. Ingin membangkitkan kebanggaan bangsa, jangan sampai ada turbulensi sedikit saja.

Seberapa parah turbulensi dalam bisnis penerbangan pesawat?
Tahun ini, turbulensi di dunia maskapai sangat besar karena di 2014 pertumbuhan ekonomi di bawah 5,5 persen. Kalau pertumbuhan ekonomi segini, maka kira-kira pertumbuhan angkutan udara dua kali lipatnya, atau 9-10 persen dan akan berlanjut di tahun depan.

Hal ini yang harus kita perhatikan. Yang paling penting untuk menghadapi dua tahun ke depan adalah kita harus benar-benar membuat program Garuda menjadi kuat ke depan. Setidaknya ada tiga prioritas.

Apa saja tiga prioritas itu?
Pertama, revenue generated. Ini penting karena mesin penghasil uang kita harus benar-benar berjalan maksimal dan revenue generated-nya itu bisa kita turunkan di berbagai hal. Misalnya mulai dari SDM, alat, sehingga mampu menghasilkan pendapatan yang bagus.

Kedua, cost driver harus direstrukturisasi. Mengapa, karena kita harus kompetitif ke depan. Tahun depan, kita akan menghadapi stagnansi ekonomi. Bila kita lihat stagnansi ekonomi ini akan berpengaruh bagi angkutan negara. Sehingga kita harus yakin cost kita harus kompetitif.

Ketiga, kita pastikan perusahaan secara finansial harus aman dalam enam bulan hingga satu tahun ke depan.

Program kerja Emirsyah Satar sebelumnya akan dirubah atau dilanjutkan?
Tantangan kita ke depan masih besar, sehingga apa yang telah diletakkan pondasinya oleh Pak Emir sebelumnya, kita akan lanjutkan.

Bagaimana dengan kerugian yang ditanggung Garuda Indonesia?
Bu Menteri (Rini Soemarno) minta (keuangan Garuda) pokoknya membaik, syukur untung. Akan kita manage. Kita juga harus pastikan kondisi keuangan ke depan memang stabil dan aman. Kita akan bangkitkan Garuda di tahun 2015 dan ke depan.

Yakin bisa 50 persen mengurangi kerugian Garuda Indonesia?
Kita berusaha seminimal mungkin, tapi kita lihat turbulensinya.

Bagaimana cara untuk memangkas kerugian Garuda Indonesia?
Kalau revenue generated naik, cost driver-nya direstruktur, jadi biaya yang tidak jadi nilai tambah bagi perusahaan harus kita pangkas. Kalau soal rute juga harus kita lihat dulu, yang pasti adalah desain produk harus tepat dan letak wilayah yang dimaksimalkan. Penataan ulang delivery kedatangan pesawat harus dibuat. Garuda kan pemain di kelas domestik, regional, dan internasional, tetap model bisnis kita full services.(chi/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Illegal Fishing Bukan Perangnya KKP Saja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler