KITB Catatkan Pembukuan Menggembirakan, 234,5 Persen Dibanding RKAP 2022

Jumat, 21 Juli 2023 – 12:23 WIB
PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) mencatatkan kinerja yang luar biasa dengan realisasi pendapatan pada 2022 sebesar Rp 249,93 miliar. Foto: dok KITB

jpnn.com, JAKARTA - PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) mencatatkan kinerja yang luar biasa dengan realisasi pendapatan pada 2022 sebesar Rp 249,93 miliar.

Hal itu terungkap lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2022 pada Selasa, 27 Juni 2023 yang dihadiri oleh para pemegang saham yaitu PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KIW), PT Pembangunan Perumahan Persero Tbk (PP), PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX), dan Perusahaan Umum Aneka Usaha Kabupaten Batang (Perusda Batang), Seluruh Jajaran Dewan Komisaris, dan seluruh Direksi Perusahaan.

BACA JUGA: Kinerja Produksi Pupuk Kaltim Pada 2021 Lampaui Target RKAP

KITB yang adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) didirikan pada 11 Desember 2020, sebagai upaya pemerintah untuk memiliki Kawasan industri yang mampu bersaing di kancah global untuk menarik minat para investor dan mendukung program hilirisasi di Indonesia.

KITB meliputi 48 hektare lahan industri dan telah menarik minat investor asing antara lain, Yih Quan Footwear dari Taiwan untuk membangun pabrik sepatu di Asia seluas 16,4 hektare, dan Wavin – Orbia dari Belanda seluas 20 hektare.

BACA JUGA: Tetapkan Rencana Kerja, Holding BUMN Jasa Survei Gelar RKAP 2022

Selain industri tersebut KITB juga menerik investor industri Kesehatan antara lain Jayamas Medika Industri seluas 4,1 hektare, Interskala Medika Indonesia seluas 1,4 hektare, dan Tawada Healthcare 1,9 hektare.

Direktur Keuangan KITB Evi Afiatin menyampaikan KITB membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 73,87 miliar atau 234,5 persen dibandingkan dengan RKAP 2022.

BACA JUGA: Produksi Pupuk Kaltim Sepanjang 2020 di Atas RKAP

Adapun total asset sebesar Rp 1,4 triliun atau 109,54 persen dari RKAP 2022.

Kinerja keuangan tersebut menunjukan bahwa tujuan pendirian KITB sebagai destinasi investasi memiliki prospek yang sangat baik.

"KITB berada pada Zona Jalur Ekonomi Pulau Jawa (Economic Java Belt Zone) yang terkoneksi dengan sangat baik kepada Tol Trans- Jawa dan Jalan ekonomi Nasional Pantai Utara," ungkap Evi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (21/7).

Menurutnya, pencapaian penjualan yang agresif tersebut didukung oleh pemerintah dengan membangun infrastruktur dasar yang dibutuhkan Kawasan Industri Modern dan Berkelanjutan.

Beberapa di antara adalah 50 kilometer jalan kawasan yang telah melingkupi hampir keseluruhan area Cluster 1 Lahan Industri seluas 3.100 hektare.

Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan teknologi yang mendukung pengolahan limbah berkelanjutan dengan kapasitas 2 x 9.000 m3/hari.

Instalasi Pengolahan Air Bersih yang berkonsep hijau berikut reservoir dengan kapasitas 285 liter/detik, Instalasi Pengolelaan Sampah Padat dengan konsep hijau dengan kapasitas 35 ton/hari, yang sanggup melayani seluruh tenant pada Fase – 1 dan sebagian dari tenant Fase – 2.

"Selain itu KITB telah dilengkapi dengan ketersediaan akomodasi bagi para pekerja di dalam kawasan industri melalui terbangunnya 10 Menara Rumah Susun yang dapat menampung 2.620 Pekerja," ucap Evi.

Direktur Utama KITB Ngurah Wirawan menyampaikan bahwa untuk menunjang jalur distribusi dan logistik, selanjutnya KITB akan mengembangkan Pelabuhan Jetty bekerja sama dengan PT. Pelindo.

Diharapkan proyek itu bisa diselesaikan pada 2024.

Ngurah menyebut kerja sama KITB dengan PT. Kereta Api Indonesia juga akan dilakukan untuk mengembangkan stasiun kereta api penumpang di dalam Kawasan sebagai penunjang mobilisasi pekerja yang berdomisili di sekitar kawasan dan fasilitas Dry Port.

Ngurah menyampaikan KITB merupakan Kawasan Industri yang dilengkapi dengan infrastruktur yang sangat komplit, dibangun dengan konsep pintar, modern dan hijau.

"Kami optimistis bahwa harapan pemerintah terhadap KITB untuk menjadi Kawasan Industri kebanggaan bangsa yang dapat bersaing di kancah global dapat terwujud," kata Ngurah.

Pada 2023 KITB akan terus melanjutkan pengembangan Kawasan untuk Fase – 2 seluas 1.000 hektar.

"Menariknya, makin banyak investasi asing dan lokal, mendorong program hilirisasi, menciptakan lapangan kerja dan mendorong perekonomian bangsa," ucapnya.

KITB juga memiliki strategi CSR antara lain melalui program unggulan “Bright Future Ahead”, yaitu program pelatihan bahasa bagi pelajar SMA/SMK di Batang untuk mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja lokal yang professional, membuka Anjungan Siap Kerja bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, dan Kementrian tenaga Kerja.

Pada 2022, KITB meraih penghargaan TOP CSR Award Bintang 4 dari TopBusiness.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler