jpnn.com, JAKARTA - Konsul Jenderal RI Tudiono mengadakan pertemuan dengan CEO Nelson Mandela Bay Business Chamber Denise van Huyssteen bersama sejumlah pejabat pemerintah kota Port Elizabeth Eastern Cape atau yang sekarang diberi nama Gqeberha dan tim, Kamis (19/10).
Pertemuan di kantor Nelson Mandela Bay Business Chamber Gqeberha rupanya merupakan upaya mendorong kerja sama bisnis secara konkret antara Indonesia dengan wilayah akreditasi Cape Town.
BACA JUGA: Kolaborasi Shopee 11.11 Big Sale & JKT48, Shopee Dorong Transformasi Bisnis Brand Lokal & UMKM
Tudion mengatakan tahun depan, hubungan diplomatik RI dan Afrika Selatan akan menginjak usia 30 tahun.
Kedua negara telah memiliki hubungan khusus yang disebut Strategic Partnership sejak 2017.
BACA JUGA: Redbrick.id Bantu WNI Dapat Cuan dari Bisnis Sewa Properti di Singapura
"Hubungan khusus ini merefleksikan tekad kuat dan menjadi modal penting kedua negara untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang seperti perdagangan, pendidikan, kesehatan dan kebudayaan,” ujar melalui pernyataan resminya yang diterima, Jumat (20/10).
Tudiono pun mendorong upaya-upaya konkret guna mendongkrak hubungan dan kerja sama Indonesia dan Eastern Cape.
"Ini bisa dimulai dari low hanging fruits agar siap memberikan hasil nyata dalam waktu dekat," ungkap Tudiono.
Menurut Tudiono, CEO Nelson Mandela Bay Business Chamber, Denise van Huyssteen, menyampaikan berbagai keunggulan Eastern Cape yang menawarkan banyak hal menarik bagi investors dan mitra bisnis.
Dalam hal ini antara lain energi hijau yang ramah lingkungan, farmasi dan obat-obatan, transformasi dari otomotif berbahan bakar fosil ke ramah lingkungan, perubahan iklim.
“CEO Nelson Mandela Bay Business Chamber nampak antusias dengan rencana seremonial pelepasan kontainer pertama produk-produk Caplang ke Cape Town pada 26 Oktober di Jakarta yang akan dihadiri wakil dari KJRI Cape Town,” ungkap Tudiono.
Tudiono menyebut Nelson Mandela Bay Business Chamber berharap perusahaan sawit Indonesia dapat menjalin kerja sama dengan mitra bisnis Eastern Cape.
Mengenai hal ini Konjen RI dan CEO Nelson Mandela Bay Business Chamber sepakat untuk selenggarakan pertemuan dalam bentuk workshop dalam waktu dekat.
"Untuk mengakomodir kerja sama dengan mengundang perusahaan sawit Indonesia secara virtual maupun kunjungan langsung,” ujar Tudiono.
CEO Nelson Mandela Bay Business Chamber juga mengharapkan kegiatan Pasar Rakyat Indonesia yang sukses dilaksanakan di KJRI Cape Town dapat diselenggarakan di Port Elizabeth dengan ancer-ancer waktu April 2024.
KJRI Cape Town mencatat bahwa suksesnya penyelenggaraan Pasar Rakyat pada 14 Oktober lalu telah menarik minat beberapa pihak untuk bekerja sama. Dalam hal ini selain pemerintah Port Elizabeth, pemerintah kota Mosel Bay juga telah mengundang KJRI untuk partisipasi di kegiatan serupa di Mosel Bay pada akhir Maret 2024.
CEO Nelson Mandela Bay Business Chamber juga sangat tertarik melihat Ibu kota baru IKN dengan konsep green city atau forest city yang sangat pas dengan misi mereka mengenai green economy dan penanggulangan perubahan iklim.
"Yang bersangkutan sangat antusias untuk kerja sama di bidang green economy," katanya.
Konsul Jenderal RI mencatat beberapa rencana kerja sama konkret yang akan segera ditindaklaniuti diantaranya penyelenggaraan Pasar Rakyat Indonesia di Port Elizabeth pada April 2024, pertemuan workshop pembahasan kerja sama bisnis kelapa sawit di Cape Town, kerja sama industri farmasi, green economy, pembahasan kemungkinan mendirikan Indonesian Trading House untuk promosi dan pemasaran produk-produk Indonesia di Eastern Cape.
Nelson Mandela Bay Business Chamber Gqeberha terletak di sekitar 754 km dari Cape Town atau sekitar 8 jam perjalanan.
Pada pertemuan itu, Tudiono didampingi pejabat Fungsi Ekonomi dan Konsul Konsuler KJRI Cape Town. Sementara CEO Nelson Mandela Bay Business Chamber didampingi oleh antara lain Chief Operations Officer Ashwin Daya, dan pejabat pemerintah kota Acting Director Trade and Investment Economic Development, Tourism and Agriculture Jeremy Dobbin.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul