KJRI Sabah Siapkan Rencana Darurat

Rabu, 06 Maret 2013 – 06:10 WIB
SABAH--KJRI Sabah sudah berhasil melakukan pengamanan terhadap 600 WNI di titik terpanas, kampung Tandu Wao, blok 17, Felda Sahabat, Lahad Datu. Mereka kini diamankan di asrama Embara Budi, di blok 11.

"Tapi kami siaga dengan contigency plan, rencana darurat jika kondisi benar-benar memburuk," ujar Konjen RI di Sabah Soepeno Sahid saat ditemui Jawa Pos, Selasa (5/03).

Soepeno menjelaskan, di kawasan Felda Sahabat, Lahad Datu ada 10.087 warga Indonesia yang menjadi TKI. "Mereka tinggal bersama istri dan anak-anak," ujar alumnus FH Undip Semarang ini.

Felda adalah perkebunan sawit milik BUMN Malaysia. Total ada 48 blok dengan luas 110 ribu hektar. "Mayoritas pekerja dari Indonesia dan Filipina,lanjutnya sembari menunjukkan denah lokasi Felda Sahabat.

Nah, lokasi konflik itu berada di blok 17 atau Kampung Tandu Wao. "Empat hari setelah ada orang yang mengaku dari Kesultanan Sulu masuk, kami langsung koordinasi dengan manajemen Felda," kata bapak 5 anak ini.

Berkat lobi Soepeno, seluruh WNI dievakuasi dengan selamat ke Blok 11. "Saat ini mereka tetap digaji walau dibolehkan libur hingga suasana terkendali," katanya.

Dia berharap WNI di Lahad Datu dan seluruh Sabah tetap tenang. "Cemas itu wajar, yang penting waspada dan percaya pada informasi resmi dari kami," kata diplomat yang berkarir sejak 1982 itu.

Soepeno mengakui, di era social media, informasi berkembang secara liar. "Ada twiter, ada facebook, orang mudah sekali menyebarkan rumor,"katanya.

Bahkan warga di Kota Kinabalu Sabah pun cemas dengan situasi Lahad Datu. Mereka khawatir gerilyawan Sulu berhasil menyusup dan membuat onar di Kinabalu. "Jalanan lebih lengang. Sekolah juga ada yang diliburkan. Bahkan stok beras dan bahan makanan di supermarket habis diborong," katanya.

Secara diplomatik, Indonesia bersikap netral dalam konflik ini. "Ini urusan dalam negeri Malaysia, kita tidak ikut campur. Yang penting adalah keselamatan jiwa WNI, terutama di Lahad Datu,"tegasnya.

Dia pun berpesan agar Jawa Pos menjaga diri sebaik-baiknya di Lahad Datu. "Banyak wartawan asing yang gagal masuk ke Lahad Datu, karena memang pemerintah Malaysia ketat sekali. "Tapi saya yakin kalau niatnya baik pasti dimudahkan, "kata pria asal Blora Jawa Tengah itu. (rdl)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasukan Sulu Lolos dari Serangan Udara Malaysia

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler