KKB Memanah dan Menganiaya Tenaga Kesehatan, di Luar Perikemanusiaan

Selasa, 14 September 2021 – 18:44 WIB
Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan. ANTARA/Evarukdijati

jpnn.com, JAYAPURA - Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan menyebut kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Lamek Taplo membawa sepuluh pucuk senjata api (senpi) diduga milik tentara saat melakukan kontak tembak dengan aparat TNI-Polri di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Brigjen Izak menduga senpi yang dibawa itu diduga milik TNI AD yang didapat dari reruntuhan jatuhnya helikopter MI 17 pada 28 Juni 2019 lalu, yang membawa 12 orang prajurit termasuk lima orang anggota Yonif 725/WRG.

BACA JUGA: KKB Membakar Fasilitas Umum, Personel TNI dan Polri Bergerak, Dor, Dor, Mencekam

"Kami menduga senjata api yang digunakan berasal dari reruntuhan jatuhnya helikopter," ujarnya di Jayapura, Selasa.

Dia menjelaskan dari laporan yang diterima baku tembak dengan KKB itu berawal saat anggota dari Yonif 403/WP yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Perbatasan melihat sekelompok KKB membawa senjata api, sehingga melakukan pengejaran.

BACA JUGA: Warga Surabaya Ini Kaget di Depan Rumahnya Banyak Polisi, Tak Bisa Kabur

Saat mengetahui mereka dikejar langsung melakukan penembakan hingga terjadi baku tembak dan kemudian KKB membakar beberapa fasilitas umum yang ada di Kiwirok, seperti puskesmas, pasar, gedung sekolah dasar, kantor kas BPD Papua, dan rumah warga.

"Bahkan, KKB memanah serta menganiaya tenaga kesehatan yang sempat mereka temukan hingga mengalami trauma," kata Pangemanan seraya menambahkan, apa yang dilakukan KKB terhadap tenaga kesehatan di luar perikemanusiaan.

Saat anggota TNI-Polri masih mencari satu orang tenaga medis yang belum diketahui keberadaannya, sedangkan dua orang yang dilaporkan hilang sudah ditemukan terluka di jurang.

"Evakuasi belum dapat dilakukan karena lokasinya yang berada di jurang, dan saat hendak mengevakuasi sempat ditembaki oleh KKB," kata Danrem Izak Pangemanan. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler