KKB Pakai Taktik Licik dan Korbankan Warga Sipil, Sepertinya Pesanan dari Luar Negeri

Minggu, 11 Oktober 2020 – 00:33 WIB
Profil sebagian dari kelompok separatis bersenjata di Papua. Foto: ANTARA/HO-Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III TNI

jpnn.com, JAKARTA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua terus menebar teror. Menerapkan taktik licik dan mengorbankan warga sipil dalam rangkaian kekerasan brutal yang mereka lancarkan.

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III TNI Kolonel Czi IGN Suriastawa menyatakan, rangkaian kekerasan yang dilakukan gerombolan bersenjata ini semakin brutal dan gelap mata, tidak lagi memperhatikan siapa yang menjadi korban termasuk warga sipil.

BACA JUGA: KKB di Intan Jaya Nyata, Melakukan Kekerasan Secara Masif

"Hal ini sangat disesalkan karena ini berarti pelanggaran terhadap HAM dan nilai-nilai kemanusiaan. Masyarakat sipil adalah pihak yang perlu dilindungi semua pihak," kata dia dalam pernyataannya, di Jakarta, Sabtu (10/10).

Sama seperti serangan-serangan sebelumnya, serangan gerombolan bersenjata terjadi lagi. Kali ini terhadap Pos TNI, pada Sabtu (10/10), di Kampung Koteka, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, yang diduga untuk memprovokasi personel-personel TNI agar membalas tembakan.

BACA JUGA: Korban Penembakan KKB Papua Peneliti dari UGM

Namun ternyata, personel TNI bertindak profesional dengan cara tetap siaga dalam kedudukan pertahanannya dan terus mengintai arah datang tembakan.

Personel TNI akan membalas tembakan secara terbidik bila anggota gerombolan bersenjata yang menyerang telah teridentifikasi secara pasti untuk menghindari jatuhnya korban warga sipil di sekitar tempat kejadian. Hal ini juga dilakukan personel TNI lain yang bertugas di setiap tempat di Papua.

BACA JUGA: Bu Risma: yang Senang Teman-teman Bonek

Ia menyampaikan, ada fenomena menarik dari taktik kelompok sipil bersenjata akhir-akhir ini dengan berusaha memprovokasi TNI-Polri di setiap tempat, waktu dan kesempatan dan menyerang di tengah-tengah keramaian warga sipil.

Ia menyatakan, kelompok bersenjata itu berharap agar personel TNI-Polri membalas tembakan sehingga bila jatuh korban warga sipil akan menjadi bahan fitnah dan berita bohong dari mereka bahwa para korban dibunuh personel TNI.

“Sepertinya cara ini merupakan pesanan dari pendukung mereka di luar negeri yang selalu berbicara tentang pelanggaran HAM," kata dia.

Mereka, kata dia, memerlukan bahan untuk memojokkan pemerintah Indonesia di forum internasional padahal ternyata merekalah pelakunya. Sudah beberapa kali kesempatan terbukti bahwa kelompok bersenjata dan pendukungnya selalu memutarbalikkan fakta kejadian.

"Mereka tidak berkomentar bila korban yang terbukti mereka bunuh adalah warga sipil, baik orang asli Papua maupun pendatang. Ini bukti bahwa merekalah pelanggar HAM yang sebenarnya,” ucapnya.

Menurut dia, hal ini sangat besar kemungkinan karena personel TNI bersikap profesional, tetap tenang, tidak membalas tembakan dari serangan-serangan mereka, kelompok separatis bersenjata itu sendirilah yang akan menembakkan dan berusaha membunuh warga sipil sebagai bahan fitnah kepada TNI-Polri.

“Semoga warga masyarakat dan dunia internasional bisa paham akan situasi ini dan tidak mudah percaya dengan fitnah dan berita bohong yang selalu dimainkan KKSB beserta kelompok pendukungnya di luar negeri,” kata dia.

Setelah gagal mendapatkan perhatian dari Sidang Umum PBB pada 22-29 September 2020 lalu, kelompok separatis bersenjata di Papua semakin beringas dan membabi buta menyerang aparat negara dan warga sipil untuk menunjukan keberadaannya yang semakin diabaikan masyarakat.

Cara yang digunakan antara lain memprovokasi, meneror, mengorbankan masyarakat sipil kemudian memfitnah aparat TNI-Polri yang bertugas menjaga keamanan dan kedamaian di Papua.

"Tujuannya adalah agar masyarakat setempat tertekan dan terpaksa mendukung mereka serta mendapatkan perhatian dunia," kata dia. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
KKB   KKB Papua   Papua   HAM  

Terpopuler