KKB Pimpinan Egianus Kogoya Kerap Meneror Masyarakat

Rabu, 15 Februari 2023 – 07:10 WIB
Egianus Kogoya bersama anggota KKB. (ANTARA/HO/Humas Polda Papua)

jpnn.com - JAYAPURA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya kerap melakukan kejahatan bersenjata. 

Polda Papua mencatat KKB pimpinan Egianus Kogoya telah melakukan 65 aksi kejahatan bersenjata

BACA JUGA: Pj Bupati Nduga Meminta KKB Egianus Kogoya Melepaskan Pilot Susi Air

Kejahatan itu dilakukan di sekitar Kabupaten Nduga, Provisi Papua Pegunungan. 

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo mengatakan kejahatan yang dilakukan untuk meneror masyarakat itu terdiri atas 31 aksi penembakan, 16 kontak tembak, delapan penyerangan, tiga pembantaian, dan dua pembakaran.

BACA JUGA: Irjen Mathius Fakhiri: Pilot Susi Air Bersama KKB Pimpinan Egianus di Paro

“Sebanyak 65 aksi kejahatan atau aksi teror itu dilakukan KKB pimpinan Egianus itu dalam kurun waktu dari tahun 2017 hingga 2023," kata Benny di Markas Polda Papua, Selasa (14/2).

KKB pimpinan Egianus Kogoya dilaporkan membakar pesawat milik Susi Air yang dikemudikan Philip Mark Mehrtens, Selasa (7/2). 

BACA JUGA: KKB Berulah Lagi, Bakar Pesawat Milik Susi Air di Nduga 

Egianus Kogoya dan kelompoknya bahkan menjadi dalang penyanderaan terhadap Pilot Susi Air Mark Mehrtens di Distrik Paro yang hingga kini masih dicari keberadaannya.

"Memang benar, Egianus dan kelompoknya yang melakukan penyanderaan terhadap pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, yakni Philip Mark Mehrtens, " ungkap Benny.

Dia menambahkan, Polda Papua telah menerbitkan 16 orang pelaku kejahatan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) untuk dilakukan tindakan hukum. "Ke-16 orang itu, termasuk Egianus Kogoya," kata Kombes Benny.

Penjabat Bupati Nduga Namia Gwijangge mengakui Pemerintah Kabupaten Nduga telah memfasilitasi masyarakat Distrik Paro yang mengungsi ke Kenyam.

Saat ini, masyarakat Paro banyak yang mengamankan diri dan Pemkab Nduga telah memberikan fasilitas berupa tempat penampungan serta kebutuhan bahan makanan yang bertujuan untuk rasa aman dan nyaman kepada warga.

"Masyarakat merasa ketakutan sehingga memilih keluar dari kampung halamannya dengan berjalan kaki," jelas Namia Gwijangge. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler