KKDB, Drama Berbalut Religi

Jual Panorama Turki

Minggu, 11 September 2011 – 09:05 WIB
Foto: JPPhoto

JAKARTA - Kesuksesan sinetron religi bernuansa komedi dan percintaan Pesantren & Rock n Roll menandakan program sejenis eksis di layar kacaKeberhasilan itu memunculkan sinetron-sinetron bergenre sama dengan embel-embel religi

BACA JUGA: Nadine Tetap Yakin Masuk 16 Besar



Salah satunya, Kupinang Kau dengan Bismillah (KKDB) yang mencoba mengambil hati pemirsa
Menurut sang sutradara Iqbal Rais, sinetron besutannya tersebut tidak murni religi

BACA JUGA: Andhara Early Serba Putih di Pernikahan ke-3

KKDB lebih mengangkat konflik percintaan sepasang manusia
"Nuansannya ngomongin masalah cinta, tetap cinta

BACA JUGA: Nirina Zubir Ingin Jakarta Lebih Aman

Kan ada kata-kata kupinang," jelas Iqbal saat ditemui dalam press conference KKDB Kamis lalu (8/9) di Senayan City, Jakarta

Sinetron tersebut mengisahkan percintaan dua anak manusia berbeda latar belakang dan karakterSang tokoh pria, Amar, adalah seorang santri saleh asal Situbondo yang mendapatkan beasiswa belajar di Istanbul, TurkiSedangkan sang tokoh perempuan, Nirvana, adalah seorang fashion designer yang glamorKeduanya bertemu di Turki

Sekilas tidak ada hal baru yang ditawarkanKisah percintaannya sangat kliseNamun, yang membuatnya istimewa adalah pemilihan lokasi syutingnya

Sinetron yang dijadwalkan tayang mulai 12 September mendatang di SCTV itu mengambil lokasi syuting di tiga tempat,yakni Istanbul, Turki; Jakarta; dan SitubondoIqbal tidak memungkiri, salah satu daya tarik sinetron berdurasi sejam tersebut adalah Turki sebagai lokasi syuting

Namun, menurut dia, awalnya Turki justru bukan prioritas utamaUntuk menggambarkan tokoh Amar sebagai santri yang belajar agama, Mesir dinilai lebih cocok"Tapi, waktu itu kan Mesir sedang bergejolak dan tidak kondusifJadi, akhirnya di TurkiKebetulan juga ada pesantren Indonesia yang bekerja sama dengan Turki," jelasnya.

Meski itu bukan pilihan utama, sutradara 27 tahun tersebut justru bersyukurSebab, banyak tempat menarik di TurkiBukti peradaban Islam di sana pun cukup kentalIqbal bisa mendapatkan gambar-gambar yang lebih indahIqbal pun bisa menerjermahkan rangkaian gambar apik lewat perjalanan produksi dari Selat Bosporus-Harya Sova-Blue Mosque"Dan dari sini, saya juga pengin membuktikan bahwa kalau kita mau belajar agama Islam itu nggak harus di KairoBisa di mana aja," jelasnya

Sutradara film The Tarix Jabrix beserta sekuelnya tersebut mengungkapkan, tidak hanya proses syuting di Turki yang menarik perhatianSeperti diketahui, lokasi syuting juga berada di Jakarta dan SitubondoNamun, untuk alasan kemudahan, lokasi syuting yang seharusnya berada di Situbondo dilakukan di DepokTim produksi pun mengubah wajah sudut-sudut Kota Depok untuk menghadirikan suasana kota santri layaknya di Situbondo.

Meski begitu, Iqbal menolak jika syuting di Turki merupakan daya tarik utama sinetron tersebutMenurut dia, jalinan cerita KKDB menarik untuk disimakDia menuturkan, berdasar pemilihan lokasi syuting, ada tiga cerita yang disajikan, yakni cerita Turki, Situbondo, dan Jakarta

"Cerita Turki terfokus pada kisah percintaan tokoh Amar dan Nirvana, sedangkan cerita Situbondo menceritakan soal asal mula Amar menerima beasiswa dan ada konflik pribadi di sanaCerita Jakarta, soal dua orang tua Nirvana yang menentang hubungan Amar dan NirvanaIni semua satu kesatuan," jelasnya

Iqbal mengakui, dari segi cerita, sinetron yang naskahnya lahir dari seniman serbabisa Sekar Ayu Asmara itu tidak menawarkan sesuatu yang sangat baruNamun, dia menuturkan, sinetron tersebut akanberupaya menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang cinta damai"Kalau saya bilang, ini adalah sinetron bertema cinta yang dibalut religiDi sini memperlihatkan hubungan Islam dengan cintaKita akan gambarkan bahwa Islam itu bukan agama yang kaku dan kerasIslam itu cinta damai," tegasnya

Tidak hanya itu, lanjut Iqbal, meski dalam kemasan sinetron, setiap episode akan dibalut dengan kisah yang berbeda, tanpa terlepas dari plot utama ceritaSetiap episode akan memberikan nilai dan pesan tersendiri bagi penonton"Kita kepenginnya setiap episode menyampaikan pesanJadi, misalnya episode kali ini kita fokus ngomongin pacaran yang islami itu gimana, atau soal ikhlasJadi, balutannya tetap islami, tapi yang ringan dan tidak menggurui," paparnya

Ketika ditanya kenapa memilih sinetron daripada film, Iqbal menuturkan, pasar sinetron lebih luas daripada filmTayangan televisi pun lebih dekat dengan pemirsanya."Film itu segmentedKita nonton, bayar, dateng, dan hanya beberapa penontonTapi kalau televisi itu masih tetep banyak dan penontonnya itu-itu ajaTelevisi lebih dekat dengan pemirsanya," imbuh dia(ken/c10/ayi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Paramitha Rusady, Bintangi Film Ke-30


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler