Klarifikasi Menteri Agama soal Tak Ada Azan di Pantai Indah Kapuk

Rabu, 25 Desember 2024 – 07:03 WIB
Nasaruddin Umar. Foto: dokomentasi JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar menilai sebuah perkampungan akan terasa kering jika tidak ada rumah ibadah.

"Kalau perkampungan masyarakat tanpa rumah ibadah, nanti, jangan-jangan terasa kering. Karena begitu melihat rumah ibadah, hati langsung tergugah, ingat pada Tuhan, kan?," kata Menag sesuai meninjau Misa Natal di Gereja Imanuel, Jakarta, Selasa (24/12).

BACA JUGA: Siap Lakukan Pembersihan di Kemenag, Nasaruddin Umar Berpesan Begini kepada Jajarannya

Pernyataan Menag itu sekaligus mengklarifikasi ucapannya soal tak ada suara azan di Pantai Indah Kapuk (PIK), yang terucap saat menghadiri Rapat Pleno V Mukernas MUI, 18 Desember.

Saat itu Nasaruddin menyayangkan sepanjang jalan Thamrin-Sudirman dan Kuningan Jakarta tidak ada masjid yang menonjol.

BACA JUGA: Lihatlah Aksi Warga Banten Tolak PSN PIK 2, Kiai Ikut Turun ke Jalan

"Di jalan Thamrin-Sudirman, itu segitiga emas. Sepanjang Thamrin-Sudirman dan sepanjang Kuningan tidak ada masjid nongol di jalan," katanya ketika itu, seperti dikutip dari mui.or.id

Prof Nasar menilai jalanan tersebut merupakan pusat metropolitan Jakarta di negara yang penduduk Muslimnya terbesar, hanya kalah 40 juta dari Pakistan sekarang ini.

BACA JUGA: Sebelumnya Lahan Kosong, PIK 2 Kini Berkontribusi Besar terhadap PAD Kabupaten Tangerang

"Semestinya jangan biarkan daerah Jakarta ini tidak ada masjidnya. Sekitar 1.000 hektare di Pantai Indah Kapuk tidak ada suara azan," ujarnya saat itu.

Dia menyampaikan, umat Islam bersusah payah mencari tempat ibadah untuk salat di PIK.

Malam tadi, Nasaruddin pun mengajak umat untuk menjadikan Indonesia sebagai negara religi. Artinya, setiap kota-kota metropolitannya dihiasi dengan kehadiran rumah-rumah ibadah.

"Apakah itu gereja, apakah itu pura, apakah itu masjid," katanya.

Kiai Nasar mengatakan, dengan adanya rumah ibadah di setiap sudut, maka setiap umat beragama akan langsung mengingat Tuhannya.

Berbeda halnya jika hanya diisi gedung-gedung pencakar langit saja.

"Jadi, itu (tak ada azan di PIK) yang saya maksudkan ialah betapa perlunya suara-suara religi pada setiap sudut-sudut kota," tuturnya. (antara/mui/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler