jpnn.com, SEMARANG - Temuan kasus positif Covid-19 di sekolah di Kabupaten Blora, Jateng telah dipastikan bukan klaster pembelajaran tatap muka (PTM).
Sebab, kasus di delapan sekolah tersebut ditemukan melalui screening sebelum PTM dilaksanakan.
BACA JUGA: 90 Siswa Positif Covid-19 saat PTM, Ganjar Pranowo: Bagi yang Tak Melapor, Bubarkan
“Kalau yang di Blora itu bagus. Sebelum dilakukan PTM, dilakukan screening dulu, lalu ditemukan (positif),” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo usai Rapat Koordinasi Penangan Covid-19 di kantor gubernur.
Pihaknya mengapresiasi terhadap langkah Pemerintah Kabupaten Blora dalam menyambut PTM dengan melakukan screening lebih dulu terhadap guru dan siswanya.
BACA JUGA: Lima Kabupaten Ini Dapat Peringatan dari Pak Ganjar
“Blora justru kami apresiasi, ada delapan sekolah melakukan screening (sebelum PTM), dan ditemukan sekitar 40-an kasus. Jadi, bukan klaster sekolah karena menularnya bukan di sekolah,” ungkapnya.
Namun, pihaknya tidak memungkiri telah mendapat laporan adanya klaster di sekolah, seperti yang ada di salah satu sekolah MTs di Kabupaten Jepara.
BACA JUGA: Ada Siswa Positif Covid-19 saat PTM, Ini Respons Pak Ganjar
“Ada laporan dari Jepara, ada satu sekolahan dimana setelah dilakukan screening ada siswa yang positif sekitar 25 siswa (3 guru). Dan, semuanya tanpa gejala,” paparnya.
Semua yang dinyatakan positif telah dilakukan isolasi, bahkan beberapa di antaranya sudah sembuh. Selain itu, aktivitas sekolah tersebut juga kembali ditutup.
“Yang positif diisolasi, juga tracing dan testing (pelacakan dan pengetesan). Semuanya OTG dan sudah banyak yang sembuh,” tuturnya.
Sementara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan bahwa dirinya langsung koordinasi dengan Bupati Blora Arief Rohman untuk memastikan terkait temuan kasus tersebut.
Ternyata, temuan kasus positif di sekolah itu karena justru karena dites lebih dulu sebelum PTM dilaksanakan.
“Saya cek di Blora, kontak bupati dan saya lega ternyata klaster di sana itu karena persiapan PTM dites lebih dulu. Itu bagus. Ya, ada SMK, MTs, SD dan SMP ini komplit,” paparnya.
Selain itu, lanjut Ganjar, temuan kasus di Kabupaten Blora semuanya dari adalah guru.
Oleh karena itu dia memerintahkan seluruh Kepala Dinas Pendidikan harus mengecek, pastikan guru sendiri punya kesadaran untuk sehat.
“Yang menarik semuanya itu orang tua, artinya guru. Maka, saya perintahkan seluruh Kepala Dinas Pendidikan harus memeriksa, pastikan guru sendiri punya kesadaran untuk sehat. Kalau tidak ini bahaya. Beberapa kejadian MTs di Jepara 28 orang terdeteksi, 25 siswa dan 3 guru. Saya komunikasi dengan Kemenag untuk tutup. Jangan sampai kita dikasih stempel gagal,” pungkasnya. (flo/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Natalia