Petugas kesehatan di New South Wales mengatakan klaster penularan di kota Sydney berasal dari City Tattersalls Club, di mana belasan orang sudah tertular dan angkanya terus bertambah "signifikan".

Kepala pemerintahan NSW, Premier Gladys Berejiklian mengonfirmasi 13 kasus COVID-19 baru malam kemarin, 12 di antaranya berasal dari dalam negara bagian NSW.

BACA JUGA: Ada yang Berani Melarang Bu Megawati Keluar Rumah, Sudah 6 Bulan

Enam orang dari jumlah tersebut tertular di City Tattersalls Club, sehingga total kasus dari klaster tersebut menjadi 14.

Kepala Petugas Kesehatan NSW, Kerry Chant mengatakan klaster ini sedang meningkat "secara signifikan".

BACA JUGA: Perempuan-Perempuan Ini Yakin Banget Rizal Ramli Bisa Memperbaiki Kondisi Ekonomi

Menurutnya klaster di pusat kota Sydney menggambarkan seberapa berbahayanya virus tersebut.

"Ini menunjukkan seberapa cepat COVID-19 dapat menular, dalam artian seperti sedang ada pembenihan … yang kemudian berkembang ke tempat kerja dan merambat ke komunitas, lalu ke beberapa tempat yang sudah kami umumkan."

BACA JUGA: Peneliti Australia dan Indonesia Hampir Menemukan Cara Membasmi Demam Berdarah

Dua sekolah di Sydney ditutup untuk dibersihkan hari Jumat ini karena adanya penularan COVID-19.

Karyawan dan murid Ryde Secondary College dan St Gertrude's Catholic Primary School di Smithfield diperintahkan untuk mengisolasi diri.

Laporan pengawasan mingguan negara bagian tersebut menunjukkan bahwa hampir setengah kasus yang tertular virus di Sydney baru dites tiga hari setelah ada gejala. Penularan di Victoria diprediksi di bawah 100 minggu depan

Di Victoria, Premier Daniel Andrews mengimbau warga untuk tidak berharap akan segera kembali ke pembatasan sosial tahap dua di tengah 'lockdown' yang menurut jadwal akan berlangsung sampai 13 September.

"Ini harus dilakukan secara perlahan dan stabil, karena kita harus hati-hati dalam meyakinkan diri bahwa setiap hal yang kita lakukan mungkin saja mengembalikan kita ke masa-masa ini." 'Demi kepentingan bersama'
Warga Indonesia di Melbourne menjalani kehidupan di tengah pembatasan aktivitas yang lebih ketat.

 

"Kita ingin mengalahkan gelombang kedua ini dengan benar, dalam artian kita dapat melawan gelombang ketiga, atau paling tidak kita dapat mencapai masa normal-COVID dan memiliki rencana jangka panjang untuk tahun 2021."

Ia berharap agar vaksin dapat muncul tahun depan.

Kepala Petugas Kesehatan Victoria, Brett Sutton mengatakan ia memprediksi jumlah kasus di negara bagian tersebut akan berada di bawah angka 100 minggu depan, berdasarkan tren penurunan yang sedang terjadi saat ini.

Terhitung hari ini, Victoria mencatat 113 kasus baru dan 12 orang yang meninggal, sehingga total kematian di negara bagian tersebut adalah 497.

Sama seperti kemarin, angka kasus baru hari ini merupakan yang terendah selama delapan minggu terakhir. Baca artikel terkait: Pasang surut bisnis warga Indonesia di Melbourne saat 'lockdown' kedua diberlakukan Seberapa membantu tunjangan uang dari Pemerintah Australia bagi warga Indonesia yang berhak mendapatkannya? Warga Melbourne disarankan menggunakan masker bila keluar rumah dan jika tak bisa jaga jarak

 

Profesor Brett mengatakan angka infeksi baru saat ini "secara jelas menuju ke arah yang benar".

"Memang belum sampai di bawah 100, tapi saya melihat ini akan terjadi, kalau tidak di akhir pekan, mungkin minggu depan bila tren ini terus berlanjut," kata dia.

Profesor Brett mengatakan walaupun jumlah kasus aktif di panti jompo lebih sedikit dibandingkan beberapa minggu lalu, jumlah kasus harian masih didominasi penularan di panti jompo dan petugas kesehatan.

"Ini memberikan harapan, bahwa kami tahu di mana penularan terjadi, kasus ini bukan misteri, di mana tempat dan orang yang menularkan tidak diketahui sehingga bisa menularkan yang lain," kata Profesor Brett. Ribuan tahanan Queensland jalani 'lockdown' Photo: 'Brisbane Youth Detention Centre' di Wacol, Brisbane. (ABC News: Mark Slade)

 

Queensland mencatat tiga kasus virus corona baru dalam semalam, yang ditularkan oleh seorang pelatih kantor kepolisian yang dites positif.

Premier Annastacia Palaszczuk mengatakan dua di antaranya sedang berada di Pimpama di Gold Coast, sementara pasien positif lainnya berada di Forest Lake di Brisbane.

Semua pasien tersebut berumur sekitar 30 tahun dan hanya menunjukkan gejala ringan.

Kepala Petugas Kesehatan Jeannette Young mengatakan kini terdapat empat kasus yang berasal dari kantor tersebut.

"Saat ini kita harus melihat satu per satu kapan setiap kasus mendapatkan gejala, sehingga [kita dapat menemukan] siapa yang menularkan ke siapa," kata Dr Jeannette.

"Berita baiknya adalah kami belum menemukan ada kasus di komunitas saat ini, jadi kelihatannya terbatas pada orang yang ada di kantor itu."

Belum jelas apakah kasus yang ada di sana berasal dari penularan di'Brisbane Youth Detention Centre yang juga ada di Wacol. Photo: 'Schoolies Week' akan sulit untuk dibatalkan, karena tidak ada pengelola atau badan yang mengatur. (ABC News: File Photo)

 

Premier Annastacia mengatakan 25 orang yang merupakan kontak erat dari pelatih berumur 60 tahun tersebut menunjukkan hasil tes negatif.

Kini, mayoritas fasilitas kepolisian dengan total 7.000 tahanan sedang di-'lockdown'.

Dengan adanya kasus baru di Gold Coast ini, Premier mengatakan aturan baru akan mulai diterapkan Sabtu ini pukul 8 pagi.

Di area Greater Brisbane, perkumpulan di dalam dan luar rumah hanya diizinkan untuk 10 orang maksimal.

"Kami tahu bahwa orang-orang suka bepergian dari Gold Coast ke Brisbane, jadi masuk akal saja kalau kami memperpanjang [pembatasan]," kata dia.

Premier Palaszczuk mengatakan perayaan tahunan sekolah di Gold Coast akan dibatalkan tahun ini.

"Ini adalah acara besar yang mengundang banyak orang. Risikonya terlalu besar, tidak hanya pada orang yang datang ke acara tersebut, tapi juga yang berhubungan dengan mereka".

Diproduksi oleh Natasya Salim.

Ikuti perkembangan pandemi COVID-19 di Australia hanya di ABC Indonesia.

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Ini Novel Baswedan Jalani Swab Test Ulang, Wadah Pegawai KPK Ikut Prihatin

Berita Terkait