KLB Solusi Damai Menuju PSSI Kuat

Senin, 12 Maret 2012 – 06:06 WIB

JAKARTA - Timnas Indonesia memang sudah luluh lantah. Senior hingga junior tim Garuda kalah dengan sangat memalukan. Pasca kekalahan tim Pra Piala Dunia 2014 dengan skor 0-10 atas Bahrain, kini tim merah putih itu keok Timnas U-21 keok di tangan Brunei Darussalam. Kekalahan ini merupakan pembuktian bahwa diskriminasi itu telah menghancurkan sepakbola.
   
Timnas Indonesia U-21 kalah 0-2 dalam pertandingan final dari tuan rumah Brunai Darusalam pada Turnamen Sepakbola Hasanal Bolkiah Trophy di Stadion Hasanal Bolkiah, Brunai, Jumat (9/3) malam. "Sangat memalukan kalah dari Brunai yang dua tahun tidak boleh ikut kompetisi internasional karena terkena sanksi FIFA. Makanya, saya sejak awal sudah mengatakan stop Diskriminasi," kata mantan pemain nasional Ruli Nere.

"Saya tidak menyalahkan pemain. Tetapi, saya hanya menyalahkan kebijakan PSSI yang menurunkan pemain IPL dan tidak menurunkan pemain terbaik yang berada di ISL. Bagi saya ini bukan timnas melainkan pemain IPL Selection. Bayangkan kita kalah dari negara yang penduduknya hanya 400 ribu orang itu," tambahnya.

Menurut Ruli, PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin sudah tidak bisa ditolerir lagi. Makanya, ia tidak heran jika KLB PSSI akan digelar di Jakarta, 18 Maret 2012. "Ya, KLB adalah jalan keluar untuk menyelamatkan sepakbola Indonesia dari kehancuran yang lebih parah lagi," tandasnya.

Sementara itu, kekalahan timnas U-21, 0-2 atas tim Brunei masih menyisakan kritikan bagi kinerja tim merah putih. Mantan penggawa Timnas, Johannis Auri menilai komposisi tim pelatih yang berangkat ke Piala Hassanal Bolkiah masih kurang maksimal.

"Harusnya ada tambahan lagi, terutama dari pelatih yang sebelumnya pernah menjadi pemain timnas dan kenyang pengalaman," ucapnya, Minggu (11/3).
   
Johanis menyebut jika langkah itu perlu dilakukan untuk membantu kinerja pelatih timnas U-21 Widodo Cahyono Putro. Dengan adanya rekan yang berpengalaman, Widodo bisa mendapatkan teman berbagi dan bisa saling mengisi jika telah berada dalam kondisi tertekan seperti saat bertemu Brunei 9 Maret lalu.

Tapi, Johanis belum bisa menyebutkan siapa nama yang pantas mendampingi Widodo dalam staf pelatih timnas U-21. "Itu harus dicarikan solusinya bersama. Ini agar timnas bisa semakin baik dan solid, bukan hanya dari pemain tapi juga tim pelatih," tutur Libero timnas era-70 an tersebut.

Sementara itu, saat Widodo dikonfirmasi perihal saran yang diberikan oleh mantan pemain senior tersebut, dia menyambut baik. Menurutnya, tidak ada masalah jika memang itu positif dan bisa membuat tim Indonesia semakin baik ke depannya.

Bagi dia, syarat utama yang harus dimiliki oleh seorang yang disarankan masuk ke staf kepelatihannya adalah bisa bekerja sama. Untuk itu, dia perlu tahu siapa orang yang disarankan untuk masuk dan seperti apa track record-nya selama ini. "Saya harus tahu dulu siapa pelatih tambahan personel tim," ucapnya.

Selain bisa bekerja sama, Widodo juga berharap personel yang akan ditambahkan ke tim nantinya tidak terlalu memaksakan kehendak. Sehingga, kinerja pelatih asal Gresik tersebut  dalam membagnun timnas tidak terganggu. "Yang terpenting, semua keputusan tetap ada di tangan head coach," tegas pencetak gol terbaik Piala Asia 1996 tersebut.
   
Kemarin (11/3), rombongan timnas U-21 telah kembali ke tanah air. Sayang, saat keluar dari Bandara Soekarno-Hatta, pemain timnas enggan diwawancara dan hanya melemparkan senyum sambil tersenyum tipis. Mereka memilih untuk langsung masuk bis PSSI dengan raut muka penuh kekecewaan.(lis/aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... GU Tumbang di Kandang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler