jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menerapkan teknologi pemantauan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan memanfaatkan kamera CCTV thermal. Teknologi ini digunakan sebagai langkah deteksi dini dan pencegahan dengan merekam kondisi wilayah melalui kamera cctv thermal yang dipasang pada menara pemantau.
Pelaksana Tugas Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Raffles B. Panjaitan mengatakan, menara dipasang pada wilayah-wilayah rawan karhutla setinggi 50 meter dan dipasang kamera CCTV thermal yang akan mendeteksi gelombang panas hingga radius lima hingga sepuluh kilometer.
BACA JUGA: Luna Maya Posting Karhutla di Jambi, KLHK: Memang Dia Pernah Padamkan Api?
Gelombang panas yang tertangkap kamera thermal ini akan direkam kemudian disimpan pada perangkat komputer yang dapat menampilkan lokasi yang terpantau karhutla secara detail dan real time.
BACA JUGA: KLHK Siapkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis di Lokasi Calon Ibu Kota RI
BACA JUGA: KLHK Bakal Kaji Kawasan Ibu Kota Baru dari Ancaman Karhutla
Raffles juga mengatakan, alat ini sudah diinisiasi oleh KLHK sejak dua tahun lalu. Baru pada tahun ini, pemasangan kamera CCTV thermal dapat terealisasi.
“Rencana alat akan dipasang pada 15 lokasi yang tersebar di wilayah-wilayah rawan karhutla seperti di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan,” ujar Raffles di Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (29/8).
BACA JUGA: Luna Maya Cs Dikecam Netizen, Diminta Ikut Padamkan Karhutla
Saat ini, kamera CCTV thermal sudah dapat dioperasikan di Manggala Agni Daerah Operasi (Daops) Dumai, Riau. Alat sudah berfungsi sejak sepekan lalu. “Untuk wilayah-wilayah lain, saat ini proses pemasangan dan instalasi,” sambung Raffles.
Sebelumnya, Kepala Manggala Agni Daops Dumai Jusman menerangkan, dengan alat ini, pantauan kondisi di lapangan dapat langsung dilihat setiap saat. Alat akan memberitahu jika terdeteksi panas yang tertangkap melalui notifikasi berupa alarm.
“Alat ini sangat membantu kerja di lapangan dan mempercepat respons terhadap setiap kejadian karhutla. Melalui alat ini, dapat diketahui lokasi yang terpantau panas secara detail sehingga tim di lapangan dapat segera bergerak ke titik yang terpantau panas,” ujar Jusman, saat diwawancara di Kantor Manggala Agni Daops Dumai, Kamis lalu (22/8). (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Amazon Membara, Pemerintah Norwegia Kumpulkan Perusahaan-Perusahaan Besar
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan