jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL) menekankan pentingnya kolaborasi.
Direktur Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut (PKEG) KLHK Mohammad Noor Andi Kusumah menilai kolaborasi ini menjadi satu unsur penting.
BACA JUGA: Menteri Siti Nurbaya: Selama 10 Tahun KLHK Ukir Berbagai Keberhasilan
Terutama jika melihat 10 tahun terakhir dalam penerapan kebijakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Menurutnya, dengan kehadiran peran masyarakat dalam pengawasan akan berdampak lebih baik bagi pemerintah dan dunia usaha.
BACA JUGA: Salonpas Sport 10K Run Bakal Kembali Digelar, Buruan Daftar!
Sebab, selama ini masyarakat yang paling merasakan langsung dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan.
"Ketika pemerintah minta hanya dunia industri saja jangan mencemari lingkungan dengan baku mutu yang ada, tentu tidak terlalu efektif. Makanya juga diperlukan adanya kolaborasi dengan masyarakat. Salah satunya dengan menggandeng komunitas-komunitas lingkungan," ujarnya di Festival LIKE 2 Jakarta, Minggu (11/7).
BACA JUGA: Lewat Rumah BUMN, TASPEN Turut Aktif Mengembangkan UMKM
Dia menegaskan, kolaborasi pemerintah dengan masyarakat tidak hanya menyoroti peran dunia industri. Justru melalui kehadiran masyarakat maka kinerja pemerintah terkait kebijakan juga diawasi langsung.
Selain itu, KLHK juga mengapresiasi dunia industri yang semakin mendorong keberlanjutan, salah satunya terkait upaya pengurangan emisi karbon.
KLHK mengapresiasi langkah PT Astra International Tbk atas inisiatif program eco-innovations dan inovasi sosial yang telah dijalankan untuk keberlanjutan bisnis dan kesejahteraan masyarakat.
Manager Decarbonization Astra Bima Krida Pamungkas mengatakan sejalan dengan KLHK, Astra dalam menjalankan industri berkelanjutan tidak hanya berkolaborasi dengan sesama industri melainkan juga menggandeng pemerintah dan masyarakat.
"Karena inovasi jika jalan sendiri tidak akan ada keberlanjutan, tentunya setelah inovasi harus ada kolaborasi dan terakhir adalah adaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada," tutur Bima.
Bentuk kolaborasi Astra dengan dunia industri, salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap atau panel surya.
Selain itu, pengembangan alternatif energi baru juga dijalankan oleh Astra melalui Astra Agro Lestari dengan membangun methane capture untuk memanfaatkan gas biomethane sebagai internal burner.
Astra juga melakukan investasi ramah lingkungan melalui United Tractors di bidang geothermal, hydropower dan waste to energy.
"Climate resilience is not an option. Tapi itu adalah kebutuhan bagi kita untuk bertahan di dunia yang senantiasa berubah" ungkap Bima
Kemudian kolaborasi dengan masyarakat, Astra menghadirkan program Kampung Berseri Astra (KBA), yakni pengembangan masyarakat berbasis komunitas.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsisten Terapkan ESG, ANTAM Raih 12 Penghargaan ENSIA 2024
Redaktur & Reporter : Yessy Artada