KLHK: Waspada Periode Rawan Karhutla 2018

Sabtu, 17 Februari 2018 – 19:54 WIB
Tim Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK memadamkan titik api. Foto: KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menemukan sebanyak 38 hotspot, Jumat (16/2) malam.

"Berdasarkan satelit NOAA, penyebaran hotspot ini terdapat di Provinsi Kalimantan Tengah (tiga titik), Kalimantan Barat (31 titik), Sulawesi Selatan (satu titik), Jawa Barat (dua titik), Jawa Tengah (satu titik)," kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Raffles B. Panjaitan.

BACA JUGA: Oh Sejuknya Dialog Pengembangan Ekowisata Bersama KLHK

Sementara Satelit TERRA-AQUA (NASA) mencatat sepuluh hotspot, satu titik di Provinsi Sumatera Selatan, Riau dua titik, Kalimantan Barat enam titik, dan satu titik di Kepulauan Riau.

Raffles memperkirakan peningkatan intensitas karhutla di Riau dan Kalimantan bagian barat, terjadi pada dua periode, bulan Februari – Maret dan periode kedua Juni hingga Oktober nanti. "Pada periode ini, cuaca di wilayah tersebut sangat panas dan kering sehingga sangat rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan," ucapnya.

BACA JUGA: 1 Anggota Manggala Agni Terluka, Menteri Siti Ikut Berduka

Tentunya hal ini menjadi fokus KLHK dalam upaya antisipasi dini, melalui peningkatan sosialisasi dan patroli pencegahan pada periode-periode rawan tersebut. "Pada wilayah-wilayah yang terpantau hotspot, segera dilakukan groundchek hotspot untuk memastikan terjadinya kebakaran dan dilakukan pemadaman secara awal," pungkas Raffles.

Tidak tanggung-tanggung, demi menjaga optimalisasi upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), beberapa waktu lalu, Raffles memimpin langsung pemadaman di areal Dumai Motor, Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur dan Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai.

BACA JUGA: KLHK Padamkan Karhutla di Sumatera dari Darat dan Udara

Di Kelurahan Bagan Keladi, Kecamatan Dumai Barat, Manggala Agni Daops Dumai melakukan pemadaman pada areal gambut seluas ± 2 ha yang masih berlanjut. Begitu juga di Desa Tasik Serai Barat Kecamatan pada lahan seluas ± 5 Ha. Pemadaman terus dilakukan sampai api benar-benar padam.

Manggala Agni Daops Pekanbaru juga masih melanjutkan pemadaman di lahan masyarakat di Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, dengan luas terbakar 6 ha. Begitu juga Manggala Agni Daops Batam, terus melakukan pemadaman di Kelurahan Rempang Cate, Kecamatan Galang, Kota Batam dan di Desa Sungai Raya, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Kota Batam, dengan luas areal terbakar diperkirakan kurang lebih 2,5 ha.

Di Desa Lukun, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti dilakukan pemadaman oleh Manggala Agni Daops Siak, BPBD Kabupaten Meranti, TNI, POLRI, Masyarakat Peduli Api (MPA), dan masyarakat setempat. Luas kebakaran mencapai ± 250 ha. Untuk mencegah agar kebakaran tidak meluas dilakukan pembuatan sekat bakar di sekitar areal kebakaran.

Di Sumatera Utara, Manggala Agni Daops Labuhanbatu juga masih berjuang memadamkan api di Kelurahan Raniate, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan yang terjadi pada lahan masyarakat seluas 27 hektar. Hingga kini api belum berhasil dipadamkan. Pemadaman juga dilakukan di Desa Pasar 3, Kecamatan Panai Tengah , Kabupaten Labuhanbatu, dengan luas ± 4 ha.

Sementara, di Kalimantan Barat, Manggala Agni Daops Ketapang bersama TNI, POLRI, dan masyarakat setempat, melakukan pemadaman di Dusun Sembadal, Desa Gunung Sembilan, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, dan juga di Desa Suka Maju, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang. Pemadaman dilakukan pada areal lahan seluas ± 5 ha. Selain itu, pemadaman juga dilakukan di Dusun Batu Begendang, Desa Mekar Utama, Kecamatan Kendawangan, pada lahan masyarakat seluas ± 5 ha. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengenal Lebih Dekat Masyarakat Peduli Api


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler