jpnn.com - JAKARTA - Salah satu bendera agen pemain, Munial Sport Group (MSG), meminta beberapa klub ISL tidak menggantung nasib pemain. Karena sebagian sudah diputus kontrak, MSG meminta surat pemutusan kontrak untuk diterbitkan secara resmi.
Presiden Direktur PT MSG, Mulyawan Munial, mempertanyakan klub-klub ISL yang telah melakukan pemutusan kontrak, pasca keputusan force majeure. Tapi, sampai saat ini belum ada surat pemutusan resmi, tapi pemain digantung tanpa gaji sesuai kontrak.
BACA JUGA: MotoGP Jerman: Marquez Sempurna, Pedrosa Asapi Rossi
"Sampai sekarang, klub tidak memberikan penjelasan kontrak putus atau jalan secara resmi. Saat ini pemain tidak jelas diputus atau tidak. Dilepas juga tidak boleh, tapi pemain tidak digaji, ini jelas melanggar hak pemain," kata Muly, panggilan karibnya, Minggu (12/7).
Muly juga melaporkan masalah ini kepada Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Harapannya, klub-klub yang berniat mengikuti turnamen, tak diizinkan terlebih dulu sampai proses pelunasan hak pemain sampai batas pemutusan kontrak dilakukan.
BACA JUGA: Venue Baru Aquatik dan Atletik Dibangun Mulai Januari 2016
Dia meminta klub menyelesaikan kewajiban atau komitmen kepada pemain sesuai kontrak sebelum ada status force majeure. Kewajiban itu antara lain tanda jadi (DP) kontrak, gaji hingga April, serta kompensasi pemutusan kontrak 1 bulan gaji.
"Saya berharap klub yang belum melakukan hal tersebut tidak dibiarkan main oleh BOPI. Dalam arti, penuhi dulu kewajiban ke pemain. Saya sudah kirim surat ke BOPI soal ini," tegasnya.
BACA JUGA: Christo Terancam Absen di Piala Davis
Beberapa pemain top Indonesia memang berada di bawah naungan MSG. Karena itu, MSG berkepentingan untuk memperjuangkan hak pemain mereka yang dicurangi klub. Beberapa pemain di bawah bendera MSG adalah Andik Vermansah, Bambang Pamungkas, Kim Kurniawan, Gavin Kwan Adsit, Ryuji Utomo, Syamsir Alam, sampai Adam Alis. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MotoGP Jerman, Pertaruhan Marquez, Si Raja Sachsenring
Redaktur : Tim Redaksi