jpnn.com, JAKARTA - Pertemuan PSSI dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) di Jakarta Rabu (24/1) kemarin mencuatkan secercah harapan. Awal kompetisi sudah ditetapkan. Liga 1 dimulai pada 3 Maret.
Kompetisi kasta tertinggi di Indonesia yang diikuti 18 klub itu direncanakan berakhir pada Oktober. Sementara itu, Liga 2 dimulai pada 17 Maret dan selesai pada November. ’’Tadi sudah dibicarakan,’’ kata anggota Executive Committee (Exco) PSSI Hidayat.
BACA JUGA: Mitra Kukar Beri Sinyal tak Pertahankan Oh In-kyun
Menurut Hidayat, PSSI tengah menggodok regulasi untuk dua level kompetisi profesional tersebut. Terkait dengan pemain asing, misalnya, federasi menyiapkan draf untuk meniadakan marquee player. Keberadaan marquee player pada ajang Liga 1 musim lalu dianggap tidak maksimal. Bahkan cenderung menguras keuangan klub.
Chief Executive Officer (CEO) PT LIB Risha Adi Wijaya menyatakan, sebagai operator, pihaknya menyiapkan detail format kompetisi musim depan. Belum final. Tapi, PT LIB telah memiliki rancangan regulasi. ’’Terkait persiapan, regulasi, dan lain-lain. Regulasi juga di-review,’’ ujarnya.
BACA JUGA: Inilah Komposisi Tim Pelatih Arema FC Liga 1 Musim 2018
Terkait dengan subsisi kepada klub Liga 1, sementara ini disepakati nilainya Rp 7,5 miliar. Jumlah itu sama dengan musim lalu. Hanya, klub harus memenuhi sejumlah faktor agar bisa mendapatkan subsidi maksimal. PT LIB menjanjikan memberi subsidi minimal Rp 5 miliar. Pemberian Rp 2,5 miliar lainnya bergantung pada kemampuan klub melaksanakan tiga variabel lain.
Pertama, klub Liga 1 harus menjalankan program youth development U-16. Kedua, mendaftarkan dan memainkan pemain U-23. Ketiga, menjalankan persiapan club licensing. ’’Formulasinya masih dimatangkan. Nanti perhitungannya bakal disampaikan,’’ kata Hidayat.
BACA JUGA: Siap-siap, Musim Liga 1 2018 Dimulai Akhir Februari
Untuk club licensing, tahun lalu PSSI hanya meloloskan lima klub. Yakni Arema FC, Persib Bandung, Persija Jakarta, Madura United, dan Bali United. Nah, dengan kebijakan dan pendekatan baru, PSSI berharap semakin banyak klub Liga 1 yang memenuhi aspek lisensi tersebut.
Sejumlah klub merespons positif kebijakan tersebut. Direktur Teknik PSMS Medan Andry Mahyar menyatakan bahwa seluruh klub wajib menjalankan semua regulasi kompetisi, termasuk soal lisensi. ’’Kalau saya sepakat saja untuk urusan itu. Tapi, untuk tambahan subsidi itu juga perlu dibicarakan lagi,’’ ujarnya.
Di sisi lain, klub juga menuntut kepastian regulasi pemain. Hal itu disuarakan kubu PSPS Riau yang tampil di Liga 2 musim depan. Pelatih Jafri Sastra menyatakan belum mendapatkan kepastian untuk kebijakan pemain U-20. "Kami masih mengacu hasil kongres PSSI sebelumnya bahwa hanya ada batas atas usia di 35 pemain,’’ katanya.
Sementara itu, dalam bocoran draf yang keluar, disebutkan klub Liga 2 harus mendaftarkan lima pemain U-20. Kalaupun regulasi itu benar, PSPS tidak bermasalah. Sebab, mereka memiliki stok pemain muda yang berpotensi. (nap/c19/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Subsidi untuk Klub Peserta Liga 1 Naik Jadi Rp 7,5 M
Redaktur & Reporter : Adek